Computational thinking (CT) merupakan topik baru yang muncul dalam penelitian pendidikan matematika. Isu gender telah mendapat perhatian ilmiah untuk diselidiki di antara banyak faktor yang mempengaruhi CT siswa. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi pengaruh gender pada keterampilan CT siswa kelas lima sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode komparatif. Subjek penelitian ini adalah 120 siswa kelas V di Pekanbaru, Riau, Indonesia. Analisis data menggunakan uji parametrik untuk membandingkan keterampilan CT siswa secara umum dan tes non parametrik untuk membandingkan keterampilan CT siswa dalam empat kompetensi yaitu dekomposisi, berpikir algoritmik, pengenalan pola, dan abstraksi. Hasil temuan menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir komputasi yang rendah dan tidak ada perbedaan kemampuan berpikir komputasi yang signifikan antara siswa laki-laki dan perempuan pada umumnya. Namun, pengenalan pola siswa laki-laki secara signifikan lebih tinggi daripada siswa perempuan. Ini menyiratkan bahwa pembuat kebijakan perlu mempertimbangkan CT sebagai bagian dari kurikulum matematika di sekolah dasar.
Computational thinking (CT) has become an emerging topic in mathematics education research. The gender issue has gained scholarly attention to be investigated among many factors affecting students' CT. Therefore, the present study seeks to explore the effect of gender on fifth-grade students' CT skills. This study applied quantitative research using the comparative method. The subjects were 120 fifth-grade students in Pekanbaru, Riau, Indonesia. Data analysis used the parametric test to compare students’ CT skills in general and the non-parametric test to compare students' CT skills in four competencies, decomposition, algorithmic thinking, pattern recognition, and abstraction. The findings indicate that students have low CT skills and no significant differences in CT skills between male and female students. However, male students' pattern recognition is significantly higher than female students. This implies that policymakers need to consider CT as part of the mathematics curriculum in primary schools.