Pendahuluan: Pandemi yang terjadi saat ini disebabkan karena adanya Coronavirus Disease (COVID-19) yang berangsur cukup lama. Krisis kesehatan pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan psikologis seperti ketakutan, kecemasan, depresi dan stres. Gejolak ini dirasakan oleh seluruh masyarakat. Tetapi banyak masyarakat mengalami ketakutan tertular karena pengetahuan tentang COVID-19 yang terbatas atau salah. Tingkat stress pada masa pandemic telah banyak dilakukan survey baik tenaga Kesehatan ataupun individu di Indonesia, namun belum terdapat penelitian tingkat stress pada keluarga khususnya di Kota Bekasi. Stres yang berlebihan dapat mengganggu kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungan. Tujuan: mengetahui tingkat stres keluarga di masa new normal berdasarkan karakteristik demografi. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik. Menggunakan uji statistik univariat. Cara ukur penelitian ini mengunakan kuesioner. Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen yang dihasilkan oleh peneliti utama Perdana,Wade, May, Jenkins, dan Dillon studi CRAMPED (DB) dan anggota laboratorium di University of Waterloo, Canada (2021) tentang The COVID-19 Family Stressor Scale: Validation and Measurement Invariance in Female and Male Caregivers, kemudian kuesioner telah dimodifikasi oleh peneliti karena ada penambahan kata atau kalimat yang disesuaikan dengan kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia. Hasil: pada penelitian ini di Kelurahan Margahayu, responden yang mengalami peningkatan stres mayoritas berusia 25-34 tahun yaitu 60,5%, berjenis kelamin laki-laki yaitu 52,0%, sebagai suami yaitu 52,0%, bekerja sebagai Pegawai swasta yaitu 73,0%, mengalami stres sedang yaitu: 38,3. Kesimpulan: Tingkat stres keluarga terbanyak adalah ringan dengan terbanyak kepala keluarga berjenis kelamin laki-laki dan berusia 25-34 tahun.