Keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di Waduk Jatiluhur cukup tinggi, salah satunya adalah ikan Corencang (Cyclocheilichthys apogon) yang merupakan ikan introduksi. Pengelolaan sumber daya ikan ini dapat dilakukan dengan menetapkan ukuran ikan yang boleh ditangkap dan selektivitas alat tangkapnya. Ukuran ikan yang layak tangkap ditetapkan berdasarkan aspek biologi ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan aspek biologi ikan Corencang dan selektivitas alat tangkap jaring insang sebagai dasar pengelolaan sumber daya ikan Corencang di Waduk Jatiluhur. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-November 2017 dengan percobaan penangkapan menggunakan jaring insang berukuran mata jaring ¾, 1, 1½, 2, dan 2½ inci. Ikan jantan dan betina yang tertangkap masing-masing berukuran 5,4-18,9 cm dan 4,3-19,8 cm dengan pola pertumbuhan alometrik positif. Lm50 untuk ikan jantan yaitu 14,0 cm dan betina 15,6 cm. L∞, K, dan M untuk ikan jantan adalah 21,0 cm, 0,52 per tahun, dan 0,798 per tahun, sedangkan untuk ikan betina adalah 21,0 cm, 0,64 per tahun, dan 0,982 per tahun. Panjang total ikan yang tertangkap dengan probabilitas tertinggi untuk masingmasing ukuran mata jaring ¾, 1, 1½, 2, dan 2½ inci adalah 7,0; 9,3; 14,0; 18,6; dan 24,4 cm untuk ikan jantan, sedangkan untuk ikan betina masing-masing adalah 7,2; 9,5; 14,3; 19,0; dan 25,6 cm. Panjang total ikan yang boleh ditangkap dengan hasil optimal (Lopt) adalah di atas 14 cm dengan ukuran minimal mata jaring 1½ inci. Lopt ikan Corencang tersebut yang lebih besar dari Lm50 dengan nilai SPR > 40% akan menjamin pemanfaatan berkelanjutan serta memberikan nilai ekonomi tertinggi. Kata kunci: aspek biologi, ikan Corencang, selektivitas jaring insang, ukuran layak tangkap