The Effect of Self-Financing on Learning Motivation with Mediation of Training Quality

Abstract

This study aims to examine the effect of Self-financing on Training quality and the impact on learning motivation of trainees at UPT BLK Singosari-Malang. This research is important because in the researchers knowledge it has never been studied before and can contribute to Singosari BLK UPT to determine appropriate Self-financing and training. The study population was 60 participants who had attended training at UPT BLK Singosari during 2019 using Self-financing. Because the samples are small, this study uses a census sample, where a total of 60 people are sampled. Data collection uses a questionnaire. Data was obtained by distributing a list of questions about the Self-financing variable and Training quality in relation to learning motivation to respondents. The data obtained were analyzed by multiple regression analysis and path analysis. The results showed that Self-financing directly has a significant effect on Training quality variable. Self-financing directly has a significant effect on variable Learning motivation. The Training quality directly has a significant effect on Learning motivation variable. Self-financing indirectly has a significant effect on Learning motivation mediated by Training quality.

Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan Perilaku Agresif

“…Mayer & Salovey (Setyowati, Hartati, & Sawitri, 2016), mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya. Apabila seorang individu mampu menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain, individu tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya.…”

“…Apabila seorang individu mampu menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain, individu tersebut akan memiliki tingkat emosional yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial serta lingkungannya. Salovey (Setyowati, Hartati, & Sawitri, 2016) ada lima aspek kecerdasan emosional, yaitu mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain.…”

“…Sedangkan aspek membina hubungan dengan orang lain artinya mahasiswa Universitas X memiliki keterampilan mengelola orang lain yaitu meliputi keterampilan sosial yang menjujung popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan hubungan antar pribadi, biasanya orang yang memiliki kemampuan ini yaitu lancar dalam menjalani hubungan dengan orang lain, mampu memimpin dan mengorganisasikan serta pintar menangani perselisihan dalam pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan definisi kecerdasan emosional yang dikemukakan oleh Mayer & Salovey bahwa kecerdasan emosi sebagai suatu kecerdasan sosial yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam memantau baik emosi dirinya maupun emosi orang lain, dan juga kemampuannya dalam membedakan emosi dirinya dengan emosi orang lain, dimana kemampuan ini digunakan untuk mengarahkan pola pikir dan perilakunya (Setyowati, Hartati, & Sawitri, 2016 Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai signifikansi (sig) 0,362 yang artinya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa nilai berdistribusi normal. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan perilaku agresif mahasiswa Universitas X dilakukan uji hipotesis melalui data yang berasal dari penelitian dengan N 97…”