Sumber eksitasi utama pada kapal kayu tradisional bermesin adalah getaran mesin induk. Struktur dirancang untuk dapat menahan beban dari gaya-gaya yang bekerja padanya. Tipe mesin yang digunakan di Maluku kebanyakan adalah tipe mesin dari China dikarenakan harganya yang lebih terjangkau. Agar getaran mesin induk dapat terdistribusi merata, maka karakteristik konstruksi di daerah sambungan harus diketahui agar transmisi bisa direkayasa dan resonansi pada titik tertentu dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa getaran pada daerah konstruksi kapal kayu dengan sumber eksitasi yang berbeda. Sumber eksitasi berasal dari dua mesin yang berbeda yang dipasang pada kapal dengan ukuran yang sama. Penggunaan dua mesin berbeda bertujuan agar analisis mampu merekomendasikan sambungan yang sesuai dengan performa masing-masing mesin melalui besarnya amplitude yang terjadi di titik-titik sambungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin Dong Feng memiliki nilai amplitude terkecil masih di 0,078 mm pada arah serat Tangensial, masih di atas batas amplitude yang diijinkan yaitu 0,039 mm untuk arah getaran horisontal. Amplitude yang dihasilkan akibat penggunaan mesin Dong Feng akan lebih kecil jika menggunakan sambungan model III, takik lurus berkait, dengan arah serat radial, sedangkan mesin Yanmar akan lebih baik jika menggunakan sambungan model II, dengan arah serat tangensial.