Suatu penelitian dirancang untuk meningkatkan nilai gizi bungkil inti sawit (PKC) dengan proses fermentasi yang diikuti dengan penambahan enzim untuk menggantikan penggunaan bungkil kedelai dalam ransum ayam broiler. Percobaan pertama menggunakan rancangan faktorial 2 x 2 untuk mengetahui pengaruh proses fermentasi (PKC dan PKC terfermentasi atau FPKC) dan pengaruh penambahan enzim (tanpa enzim dan ditambah enzim BS4). Kecernaan bahan kering, energi metabolis (AME) dan kecernaan asam amino (IAAD) keempat bahan tersebut diukur dengan menggunakan ayam broiler jantan. Sebanyak 7 ulangan digunakan untuk mengukur kecernaan bahan kering dan AME, sedangkan untuk IAAD hanya 3 ulangan. Percobaan kedua dirancang untuk menggantikan bungkil kedelai dengan FPKC yang ditambah dengan enzim BS4 (EFPKC). Empat jenis ransum percobaan, yaitu kontrol (tanpa EFPKC) dan penggantian 10%, 20 dan 40% bungkil kedelai dengan EFPKC disusun dengan kandungan gizi yang sama dan memenuhi kebutuhan gizi ayam broiler. Ransum diberikan pada ayam broiler umur 1 hingga 35 hari, masing-masing dengan 6 ulangan. Bobot badan, konsumsi ransum, FCR dan mortalitas diamati selama percobaan. Pada akhir penelitian, diukur persentase karkas, lemak abdomen, bobot hati dan rempela. Hasil menunjukkan bahwa fermentasi PKC meningkatkan kecernaan bahan kering (P<0.05) dan AME meskipun tidak nyata (P>0.05). Penambahan enzim tidak nyata (P>0.05) mempengaruhi kecernaan bahan kering dan AME. Fermentasi nyata (P<0.05) menurunkan IAAD beberapa asam amino essensil. Namun, penambahan enzim tidak nyata (P>0.05) mempengaruhi IAAD asam amino essensil. Penggantian bungkil kedelai dengan EFPKC menyebabkan penurunan konsumsi pakan dan pertumbuhan pada ayam broiler.