<p class="06AbstrakIndonesia"><span lang="IN">Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan kondisi sosial masyarakat perbatasan Indonesia-Papua Nugini di Muara Tami dan mendeskripsikan dinamika paham kebangsaan mereka. Metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi literatur. Temuan penelitian ini adalah, sebagai berikut: <em>Pertama</em>, infrastruktur di Muara Tami mengalami kemajuan dibanding lima tahun lalu. Akses pelayanan publik telah tersedia, meski masih dalam keterbatasan. Kondisi perekonomian masyarakat perbatasan sejak program transmigrasi dibuka pada 1984, umumnya sejahtera. Infrastruktur juga cukup bagus dibanding lima tahun lalu. Secara ekonomi, masyarakat Indonesia di perbatasan lebih sejahtera dibanding orang Papua Nugini (PNG). Ini pula yang menyebabkan perasaan bangga menjadi bagian dari Negara Indonesia. <em>Kedua</em>, paham kebangsaan masyarakat perbatasan secara umum terlihat cukup bagus, apabila mengacu kepada pengetahuan terhadap Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan kebinekaan. Meski begitu, ingatan sosial sebagian Orang Asli Papua (OAP) terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM), masih bertumbuh di kalangan aktivis mahasiswa dan dosen OAP. Adanya kesenjangan ekonomi antara migran pendatang non Papua dengan OAP, sering memicu kecemburuan OAP, yang sewaktu-waktu dapat berdampak kepada ketegangan sosial. Karena itu, nasionalisme bagi OAP, juga adalah menyangkut peningkatan kesejahteraan ekonomi.</span></p>