<p>Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif yang mengidentifikasi petuah bijak dalam<br />masyarakat. Fokus penelitian berorientasi pada penelusuran nilai-nilai keagamaan dalam artikulasinya,<br />dengan persaudaraan (kerukunan) sebagai tema besarnya. Analisis isi digunakan untuk mengkaji<br />muatan kandungan etik riligiusnya. Pengejewantahannya diperoleh dari masukan para informan yang<br />kompeten dielaborasi dengan teori-teori etika keagamaan yang berkaitan. Di Maluku, perwujudannya<br />dapat dilihat pada kapata, pantong, jugulu-jugulu serta kearifan lokal dalam ikatan pela dan gandong<br />yang memuat nilai-nilai budaya dalam wujud sastra. Pengaplikasiannya sangat mendukung aktualisasi<br />nilai kerukunan. Kesemuanya menunjukkan relasi sosial yang tidak hanya sekadar menggambarkan<br />prinsip hidup dan penghormatan antara satu dengan yang lainnya, tetapi pengamalannya dapat<br />menumbuhkembangkan kerangka kasih sayang dan kerukunan hidup antar warga Maluku yang sangat<br />heterogen, baik dari kesukuan maupun keagamaan. Secara teknis, hal ini melahirkan sebuah falsafah<br />keberagamaan Salam-Sarane sebagai pola hidup beragama yang khas sebagai agama orang-orang<br />bersaudara di bumi Maluku yang satu. Penguatan pemahaman petuah bijak berbasis keagamaan dapat<br />mewujudkan sosok manusia Maluku yang utuh dan integral sekaligus menjadi harmoni religi untuk<br />meningkatkan diri dalam kesadaran kolektivitas sebagai hamba yang bersaudara.</p>
Penelitian ini memaparkan tentang pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren, yang dilakukan pada dua pondok pesantren bergenre salafiyah di kota Balikpapan, yakni pondok pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary dan pondok pesantren salafiyah subulussalam Balikpapan. Penelitian ini mengoperasionalkan metode kualitatif dengan mengandalkan wawancara dan observasi langsung di pesantren yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren terlihat menggunakan model halaqah/sorogan. Pada setiap tingkatan terlihat perbedaan cara belajar kitab dimana pada fase awal terlihat pola pembelajaran kitab yang sangat mengandalkan kiai/ustad untuk membacakan dan menjelaskan keseluruhan, sementara santri cukup mengulang-ulanginya. Sementara pada fase yang lebih tinggi diskusi dan pengkajian mendalam terhadap materi sudah dilakukan, termasuk pada pemaknaan kontekstual dan perbandingannya dengan kitab-kitab lainnya. Hal lain yang mengemuka dalam setiap dominasi pemaparan materi kitab kuning oleh kiai itu adalah asa berkah yang diharapkan santri tertular dalam setiap pembelajaran yang diikutinya. Sementara itu problem kepemilikian kitab kuning menjadi salah satu yang cukup menonjol dalam temuan penelitian ini, yang hanya mengandalkan lapak-lapak kitab yang disiapkan oleh ustad, sementara dalam konteks bantuan pemerintah, hampir tidak ada. Di Balikpapan, dalam beberapa tahun terakhir, kitab kuning belakangan menjadi bagian penting dalam pelaporan pemutakhiran data pesantren, yang keberadaannya menjadi wajib, sebagai pertimbangan perpanjangan ijin operasional pesantren. Kata Kunci: Kitab Kuning, Pembelajaran, Santri, Kiai, Pesantren
This study operates the descriptive qualitative method by interviewing, observing, and documenting, as a data collection technique. The purpose of this study is to uncover aspects of religious moderation in the oral traditions of the Bajau tribe in Wakatobi and use it as a database for the development of religious moderation based on local wisdom. The research carried out in Bajau Mola Wakatobi Village found that one of Bajau's oral traditions namely Iko-Iko is a literary genre that contains moral messages, in the integration of religion and culture that every delivery is always able to make the hearts of the listeners' thrill. The dynamic Iko-Iko makes it socially sensitive and can be used as resolution literature. Its contents, among others, encourage balance and respect for fellow human beings, regardless of religion or ethnicity. the concept of moderation for the Bajau in principle has been immanent in their society. His form can be in the form of 'sabbar dikarimanang ele papu Allah Taala baka Nabi Muhammad' (patient in the sense of self-control as submission to God and guiding the Prophet), Situluh, Sipagenne, Sipalele (spreading sympathy), and Sikarimanang (spreading affection). The implication of this study is to obtain locality data and information that are full of meaning in the context of the community's oral traditions which can be used as religious moderation teaching materials.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini dilakukan dalam rangka penelusuran potensi sastra religi siswa MAN 1 Palu. Lokus ini dipilih karena MAN 1 Palu sebagai salah satu madrasah aliyah unggulan di Kota Palu, terlihat sangat prospektif dalam potensi sastra religinya pembinaan kesastraan juga telah berjalan sejak lama. Keterlibatan para siswa dalam segenap organisasi intra madrasah, turut membuat pengembangan sastra ikut berjalan serta. Salah satu program kerja rutin yang diagendakan adalah pembuatan majalah dinding dalam setiap momentum memperingati hari-hari besar nasional atau hari-hari besar keagamaan Islam yang bisa menjadi salah satu wadah dalam mewujudkan ekspresi literasi siswa madrasah yang di dalamnya menghendaki penulisan dan atau pengutipan petuah-petuah bijak, puisi, cerita pendek, dan lain-lain yang tentu sangat potensial menunjang berkembangnya jiwa-jiwa berkesenian dan bersastra. Hal itu menunjukkan kontekstualiasasi dan perluasan makna sastra religi yang tidak hanya berbasis Qurani, tetapi juga menghendaki eksplorasi mendalam tentang asimilasi aktif antara sastra dalam gendre lokalitas diintegrasikan dengan sastra Islami. Hal ini menunjukkan betapa dinamisnya perkembangan sastra yang ternyata juga sudah menyasar dan tercerap oleh para siswa madrasah, yang diharapkan sebagai pioner pengembangan sastra religi ke depan. Kata kunci: Sastra Religi, Literasi Siswa, Pembinaan Kesiswaan
This study aims to explore and understand the religious values contained in the Bakar Batu tradition for people in the land of Papua. With a qualitative approach, this research was conducted to find religious values in the culture of society, and describe the various meanings of the community towards these values. After going through the process of interviews, observation and study of documents, this study found that the tradition of Bakar Batu, which is an indigenous culture in the land of Papua, has undergone a transformation in governance, and the purpose of its tradition. Bakar Batu, which used to be a culinary wisdom of the people in the land of Papua, transformed into one of the solvents of vengeance and wound fusion for people who had previously fought each other. Bakar Batu also functions as a medium for channeling the blessings of the Supreme Being to the community, through the hands of executors of tradition. Tolerance, mutual cooperation and mutual respect are also reflected in the noble values of the implementation of the Bakar Batu tradition in the midst of the Papuan people. Bakar Batu is now a unifying medium between indigenous Papuans, people living in Papua, and migrants. The depth and noble wisdom of the process of Bakar Batu implementation also shows the achievement of religious values that have the potential to realize shared ideals towards a land of peace in Papua. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggali dan memahami nilai keagamaan yang terkandung dalam tradisi Bakar Batu bagi masyarakat di tanah Papua. Dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini dilakukan untuk menemukan nilai keagamaan dalam budaya masyarakat, dan mendeskripsikan berbagai pemaknaan masyarakat terhadap nilai tersebut. Setelah melalui proses wawancara, observasi dan studi dokumen, penelitian ini menemukan bahwa tradisi Bakar Batu yang merupakan budaya asli di tanah Papua, telah mengalami transformasi dalam tata laksana, dan tujuan tradisinya. Bakar Batu yang tadinya adalah sebuah kearifan kuliner masyarakat di tanah Papua, menjelma menjadi salah satu alat pelarut dendam dan pelebur luka bagi masyarakat yang sebelumnya saling bertikai. Bakar Batu juga sekaligus berfungsi sebagai media penyaluran berkah-berkah sang Maha kepada masyarakat, melalui tangan pelaksana tradisi. Toleransi, gotong royong, dan saling menghormati juga tercermin dalam nilai-nilai luhur pelaksanaan tradisi Bakar Batu itu di tengah-tengah masyarakat Papua. Bahkan belakangan, Bakar Batu kini menjadi media pemersatu antar orang asli Papua, orang yang tinggal di Papua, dan para pendatang. Kedalaman dan keluhuran hikmah dari segenap proses-demi proses pelaksanaan Bakar Batu juga menunjukkan ejawantah nilai-nilai keagamaan yang potensial mewujudkan cita-cita bersama menuju Papua tanah Damai.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.