Jabon putih (Neolamarckia cadamba) merupakan jenis potensial cepat tumbuh yang mempunyai sebaran tumbuh yang luas, diduga berhubungan dengan keragaman genetik yang luas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keragaman morfologi bibit dan keragaman genetik jabon putih berdasarkan penanda molekular AFLP. Rancangan acak blok dengan 4 ulangan digunakan untuk mengkaji keragaman morfologi bibit pada 31 famili dari 4 populasi (Kapuas, Kampar, Nusa Kambangan, Pomalaa) berdasarkan karakter tinggi, diameter, indek kekokohan, jumlah daun, panjang dan lebar daun jabon putih di persemaian. Analisis AFLP Analysis System I Kit dengan menggunakan sampel daun kering setiap famili digunakan dalam penelitian ini. Karakteristik morfologi bibit jabon putih mempunyai keragaman antar populasi dan famili di dalam populasi Keragaman genetik dalam populasi berdasarkan morfologi bibit memiliki kemiripan dengan hasil analisis AFLP yang menunjukkan populasi Kampar memiliki keragaman yang lebih rendah dibandingkan dengan 3 populasi lainnya. Keragaman genetik tertinggi ditunjukkan pada populasi Kapuas yang diikuti oleh populasi Pomalaa dan Nusa Kambangan. Keragaman antar populasi berdasarkan tingkat differensiasi baik berdasarkan morfologi bibit maupun analisis AFLP menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Analisis klaster dan analisis kekerabatan berdasarkan metode UPGMA menunjukkan pola yang mirip dan menempatkan sebagian besar famili dari Kapuas dalam satu klaster yang terpisah dari famili-famili populasi lainnya. Berdasarkan analisis kedekatan genetik tersebut, 26 famili dapat dipertimbangkan sebagai famili-famili potensial untuk pembangunan populasi pemuliaan. Penelitian ini mempunyai implikasi penting untuk pengelolaan sumber daya genetik dan program pemuliaan jabon putih ke depan.
ABSTRACTJabon putih (Neolamarckia cadamba) is a widely distributed potential fast-growing species and is thought to be associated with extensive genetic diversity. The aim of the research was to assess the morphological and genetic variation of jabon putih seedling based on AFLP markers. Randomized block design with 4 replications was used to assess seedling morphological variation on 31 families from 4 populations (Kapuas, Kampar, Nusa Kambangan, Pomalaa) based on traits of seedling height, diameter, sturdiness quotient, number of leaves, leaf length, and leaf width at nursery. AFLP Analysis System I Kit by using dry leaf samples from each family was used. Characteristics of jabon putih seedlings had variation among populations and families within population. Genetic variation within population based on morphological traits had the similar trend with result of AFLP analysis. The highest genetic variation was detected in Kapuas population, followed by Pomalaa, Nusa Kambangan, and Kampar populations. Cluster analysis and UPGMA method had 2 cluster and put down most of families from Kapuas in one cluster separated from other families. Based on the genetic similarity analysis, 26 families could be considered as potential families for the establishment of bree...