Tingkat perkembangan akuifer karst salah satunya dapat dibedakan denganmenganalisis pola korelasi antara recharge yang berupa curah hujan dengandischarge yang berupa debit pada mataair atau sungai bawah tanah secaratemporal. Penelitian ini dilakukan di beberapa mataair dan sungai bawah tanah yangada di kawasan karst Gunungsewu, Kabupaten Gunung Kidul, DIY, kawasan karstRembang, Jateng, dan kawasan karst Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola korelasi antara recharge yang berupacurah hujan dengan discharge pada beberapa mataair dan sungai bawah tanahpada tiga kawasan karst tersebut dengan pengambilan data primer danmemanfaatkan data hidrograf aliran dan data hujan yang tersedia. Penelitian inimenggunakan metode survai yang bersifat induktif, yaitu dengan memasang alatpencatat tinggi muka air pada dua mataair karst yani mataair Petoyan dan MataairSumber Semen pada kurun waktu 10 bulan dengan maksud untuk memperoleh datahidrograf banjir pada awal, tengah, dan akhir musim hujan. Selain itu, data sekunderdari beberapa hidrograf sungai bawah tanah dan mataair karst juga akan digunakanyakni data-data di Gua Toto, Gua Seropan, Mataair Beton, Gua Gilap, GuaNgreneng, Gua Bribin, dan Mataair Ngerong. Selanjutnya, pola korelasi antara hujandan debit aliran akan dilakukan pada lokasi-lokasi tersebut di atas untuk kemudiandigunakan untuk mengkarakterisasi tingkat kapasitas penyimpanan akuiferkarstnya. Manfaat penelitian ini selain untuk mengetahui tingkat perkembanganakuifer karst di daerah penelitian, juga dapat digunakan sebagai acuan berapa lamaakuifer dapat menyimpan air dan bagaimana detail proses pelepasannya ke mataairatau sungai bawah tanah, sehingga bisa digunakan untuk rekomendasi pemenuhankebutuhan air, terutama pada saat musim kemarau. Berdasarkan hasil crosscorrelation dapat diketahui masing-masing obyek kajian memiliki jeda waktu respondebit terhadap imbuhan curah hujan yang berbeda-beda. Korelasi yang perludiperhatikan adalah korelasi pada time lag postif. Hal tersebut didasarkan oleh hasilkorelasi bivariate sebelumnya yang juga menunjukan korelasi positif. Fungsikorelasi silang curah hujan dan debit mataair karst menunjukkan hubungan k (timelag) kearah positif yang menunjukkan bahwa curah hujan mempengaruhi lajualiran debit mataair. Hasil analisis juga menunjukkan hasil time lag respon kenaikandebit mataair dan SBT terhadap curah hujan yang bervariasi untuk ke-6 obyekkajian. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dan kesamaan nilai time laguntuk beberapa objek kajian. Nilai time lag pada 3 obyek kajian, yaitu Gua Bribin,Ngreneng, dan Gilap mengalami perbedaan yang signifikan apabila dibandingkandengan nilai time lag hasil metode cross correlation. Perbedaan tersebut karenaperbedaan sifat obyek kajian yang berupa sungai bawah tanah dengan batasantangkapan ai