The Resistance of Javanese and Sundanese Cultural Identities in Indonesian Magical-Realism Novel into English

Abstract

Identity is also at the core of the translation project. Thus, the translator's role as a mediator between different languages and cultures cannot be isolated from efforts to harmonize the building of identity and cultural knowledge. This study investigates how the translator preserves the source text's cultural identity in the target text, based on evidence that the translation process is likewise a cultural transfer. The frameworks for this study were Venuti's idea of "resistancy", Newmark's cultural terms categorizations, Baker's techniques for specific-culture items, and Newmark's transposition procedure. The material objects of this research were the Indonesian magical-realism novel 'Cantik Itu Luka' and its English translation ‘Beauty is A Wound’. By employing descriptive-qualitative approach, a thorough investigation of this study revealed that the translator tends to challenge the target readers’ knowledge by preserving the source text's identity in the target text. To do so, the translator frequently uses loan words and the application of blended strategies, such as loan words with superordinate (a more general word), loan words with explanation (couplets), and loan words with transposition and explanation strategies (triplets).

Puppet Hizbul Wathan as a media to introduce and strengthen leadership character in elementary school students

“…The puppet show is conducted by a dalang, who serves as both the narrator for the puppet characters' dialogue and the performer [24]. The performance is accompanied by gamelan music played by a group of nayaga [25] and songs sung by pesinden [26]. The puppeteer manipulates the shadow puppets behind a screen called 'kelir,' which is made of white cloth [27].…”

Negosiasi Identitas Budaya Jepang dalam Novel Tenki No Ko dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia

“…Kendala yang dihadapi dalam proses penerjemahan istilah budaya yaitu saat mencari istilah semakna dalam bahasa sasaran, seperti berkaitan dengan kompleksitas identitas (Ma'shumah & Sajarwa, 2022). Identitas selalu mengikuti lingkungan sosial karena identitas merupakan sebuah produk transparan yang selalu berubah dan tidak pernah berhenti untuk bertransformasi dalam kontruksi sosial (Barker & Galasinski, 2001;Sajarwa, 2021).…”

“…Identitas selalu mengikuti lingkungan sosial karena identitas merupakan sebuah produk transparan yang selalu berubah dan tidak pernah berhenti untuk bertransformasi dalam kontruksi sosial (Barker & Galasinski, 2001;Sajarwa, 2021). Dengan demikian penerjemah dapat mengalami dilema saat menerjemahkan istilah terkait identitas budaya sumber karena terdapat prinsip bahwa produk terjemahan harus memiliki hubungan ekuivalensi dengan sumbernya (Hatim & Mason, 1990;Hirako, 1999;Ma'shumah & Sajarwa, 2022;Nababan, 2008). Keputusan penerjemah dalam menerjemahkan istilah budaya akan mempengaruhi identitas budaya yang dimunculkan sehingga masalah ini merupakan hal penting yang tidak dapat disepelekan (Cronin, 2006).…”

“…Penelitian sebelumnya sebagian besar hanya berfokus pada strategi dan metode penerjemahan untuk mengatasi permasalahan terkait penerjemahan istilah budaya (Al-Maziidi & Hariri, 2022;Ariyati & Tanjung, 2019;Blažyte & Liubiniene, 2016;Dadi et al, 2018;Indriyany, 2019;Nirwana & Usmi, 2019). Meskipun demikian, belum dapat ditetapkan teknik penerjemahan yang tepat untuk menerjemahkan kosakata bermuatan budaya (Ma'shumah & Sajarwa, 2022). Strategi dan metode penerjemahan yang digunakan secara fleksibel sesuai dengan situasi akan dapat membantu pembaca bahasa sasaran untuk lebih memahami budaya bahasa sumber (Liu, 2019) konsep negosiasi sebagai upaya mencegah konflik dengan cara mengambil jalan tengah (Sajarwa, 2021).…”

“…Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan pola terjemahan istilah budaya Jepang dalam novel 'Tenki No Ko' yang mengalami negosiasi dalam novel 'Weathering with You'. Sebagai premis bahwa proses penerjemahan harus dipandang tidak hanya sebagai transfer bentuk dan makna, tetapi juga sebagai transfer budaya (Ma'shumah & Sajarwa, 2022) dan menjadi alat yang ampuh untuk memfasilitasi dan menjembatani kesenjangan antarbudaya (Cronin, 2006). Penelitian ini dibatasi hanya mengidentifikasi istilah budaya material yang terdapat dalam novel 'Tenki No Ko' dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia karena istilah-istilah material mendominasi novel ini yaitu sebesar 53% dari keseluruhan istilah budaya dalam novel tersebut.…”