Operasional boiler di sebagian besar pabrik gula saat ini banyak yang mengalami kekurangan pasokan bahan bakar ampas tebu karena penurunan kapasitas giling. Kondisi ini menimbulkan masalah terhadap kontinuitas pasokan energi uap dan listrik di pabrik gula, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut banyak dilakukan dengan penambahan bahan bakar alternatif dengan model pembakaran bersama (co-firing). Penelitian ini mencoba melakukan kajian model pembakaran bersama ampas tebu dengan sekam padi dan cangkang kelapa sawit berbasis persentase berat bahan bakar. Penelitian dilakukan berdasarkan data operasional boiler di pabrik gula Trangkil saat musim giling tahun 2020. Data yang dikumpulkan meliputi tekanan, kapasitas, dan temperatur uap, serta temperatur air masuk boiler dan temperatur gas buang. Analisis bahan bakar yang dilakukan adalah uji proksimat dan ultimat. Perhitungan dan simulasi pemakaian bahan bakar, kebutuhan volume furnace, efisiensi, dan rugi-rugi boiler dilakukan menggunakan bantuan analisis software Firecad WTPB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa co-firing dapat menaikkan efisiensi boiler, menurunkan rugi-rugi boiler, menurunkan pemakaian bahan bakar dan kebutuhan volume furnace, serta menurunkan kecepatan gas buang di sekitar pipa-pipa uap utama. Mitigasi risiko harus dilakukan karena sistem ini dapat meningkatkan temperatur furnace, yang dapat meningkatkan potensi slagging dan fouling sehingga mengganggu kinerja boiler saat musim giling.