Pembelajaran di tingkat sekolah menengah atas tentunya tidak terlepas dari hubungan antara teori belajar yang diajarkan oleh seorang guru kepada siswa, guru juga bertugas menanamkan pembelajaran yang sesuai dengan nilai-nilai dasar yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia. Pembelajaran yang terdapat pada konsep teori belajar konstruktivisme merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas terkini siswa, seperti yang dikemukakan oleh Jean Piaget, ia menjelaskan bahwa proses belajar diawali dengan adanya aktivitas konflik kognitif, sehingga di akhir proses pembelajaran siswa akan membangun sendiri pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan. Konsep teori belajar konstruktivisme juga dikemukakan oleh Vygotsky, ia menjelaskan bahwa proses belajar konstruktivisme didasarkan pada interaksi sosial/membutuhkan bantuan orang lain (schafollding). Tujuan dari penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan teori konstruktivisme yang diimplementasikan oleh guru dalam pembelajaran matematika terutama di tingkat sekolah menengah atas. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, instrumen yang digunakan yaitu lembar observasi dan pedoman wawancara. Subjek pada penelitian ini yaitu guru matematika kelas XI MIPA 7 SMA BUDI UTOMO Perak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru telah melakukan proses pembelajaran secara efektif, yaitu dengan melakukan interaksi aktif bersama siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan teori ini ditunjukkan dengan munculnya semua tahapan dari teori konstruktivsme seperti tahap apersepsi, tahap eksplorasi, tahap diskusi dan penjelasan konsep, serta tahap pengembangan dan aplikasi konsep. Sehingga pada akhirnya siswa mampu mengkonstruk sendiri pengetahuannya dengan baik.