Latar Belakang. Lesi melanositik memiliki gambaran morfologi dan sitomorfologi yang luas mencakup lesi jinak yaitu nevus melanositik dan lesi ganas yaitu melanoma maligna. Beberapa gambaran nevus melanositik menyerupai melanoma. p15 merupakan gen penekan tumor dan biomarker yang kuat sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara nevus dan melanoma. Tujuan. Mengetahui hubungan tingkat ekspresi p15 pada nevus dan melanoma. Metodologi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain serial kasus sejak 1 Januari 2015 sampai 30 Desember 2019. Sebanyak 60 sampel dilakukan pemeriksaan imunohistokimia menggunakan antibodi p15. Ekspresi p15 dinilai berdasarkan proporsi sel tumor yang terpulas dan intensitas pulasan. Analisis statistik menggunakan SPSS versi 23.0. Hasil. Nevus melanositik paling banyak dijumpai pada perempuan (76,7%), pada kelompok usia <55 tahun (90%), lokasi tumor pada kepala dan leher (83,3) dan pada tipe histopatologi dermal naevus (53,3%). Melanoma maligna paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki (53,6%), pada kelompok usia <55 tahun (57,1%), lokasi tumor pada kepala dan leher (35,7%) dan pada tipe histopatologi nodular melanoma (42,9%). Terdapat hubungan bermakna antara tingkat ekspresi p15 dengan lesi melanositik (nevus melanositik dan melanoma maligna) (r=0,9666; p=0,000). Kesimpulan. Ekspresi p15 tinggi dijumpai pada nevus melanositik dan rendah pada melanoma maligna. Terdapat hubungan bermakna antara tingkat ekspresi p15 dengan lesi melanositik (nevus melanositik dan melanoma maligna). Semakin rendah ekspresi p15 maka semakin besar kemungkinan terjadi melanoma maligna.