2013
DOI: 10.32678/alqalam.v30i1.1409
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Tinjauan Hukum Fikih Terhadap Hadiah Tabungan Dan Giro Dari Bank Syari'ah

Abstract: This article explains about the Islamic law of gift from Bank to customers related to saving and gyro accounts of Islamic Bank. The Islamic Banks give gift directly  and  indirectly  to  new  ettstomers  and  old  customers  through drawing  (qur'ah) or lottery and non-drawing. There are disputes (ikhtilaf) among Islamic Law  Experts (Fuqaha’) about the status of law when Islamic Banks give the gift. Hanafi and  Syafi'i  Schools  of thought  opined  that  the gift  can  be given  to  the customers as long as t… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 1 publication
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Di antaranya, menurut Hanafiyyah dan Shafi'iyyah berpendapat bahwa hadiah yang diberikan bank kepada nasabah saat hutang belum lunas hukumnya sah apabila tidak disyaratkan sebelumnya, sementara Malikiyyah dan Hanabilah berpendapat apabila pemberian hadiah tersebut disebabkan karena hutang piutang maka hukumnya tidak boleh. Selain itu jika hadiah diberikan pada saat pelunasan hutang, menurut mayoritas fuqaha hukumnya boleh apabila tidak disyariatkan atau tidak adanya kebiasaan yang berlaku (Hosen & Muayyad, 2013).…”
Section: Tinjauan Literaturunclassified
“…Di antaranya, menurut Hanafiyyah dan Shafi'iyyah berpendapat bahwa hadiah yang diberikan bank kepada nasabah saat hutang belum lunas hukumnya sah apabila tidak disyaratkan sebelumnya, sementara Malikiyyah dan Hanabilah berpendapat apabila pemberian hadiah tersebut disebabkan karena hutang piutang maka hukumnya tidak boleh. Selain itu jika hadiah diberikan pada saat pelunasan hutang, menurut mayoritas fuqaha hukumnya boleh apabila tidak disyariatkan atau tidak adanya kebiasaan yang berlaku (Hosen & Muayyad, 2013).…”
Section: Tinjauan Literaturunclassified