Kayu Bangkal (Nauclea subdita) (Korth.) Steud. telah digunakan secara tradisional oleh penduduk asli Kalimantan Selatan, sebagai produk perawatan kulit berupa masker wajah, yang diyakini dapat melindungi kulit dari pengaruh buruk sinar matahari. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan rendemen, aktivitas anti-elastase, efek proliferasi sel, total polifenol, dan total flavonoid dan aktivitas antioksidan dari berbagai metode ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan metode UAE (Ultrasound Assisted Extraction), MAE (Microwave Assisted Extraction), dan Soxhlet. Aktivitas anti-elastase dilakukan secara enzimatis menggunakan Porcine Pancreatic Elastase (PPE). Ekstrak teraktif dilanjutkan dengan pengujian proliferasi sel menggunakan HDFa. Pengujian kadar total polifenol dan flavonoid dilakukan dengan metode kolorimetri dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH, ABTS, dan FRAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen metode ekstraksi UAE (Ultrasound Assisted Extraction) kayu bangkal menghasilkan rendemen tertinggi, dengan nilai 7,12% lebih tinggi dibandingkan metode MAE (Microwave Assisted Extraction) dan Soxhlet, aktivitas anti-elastase tertinggi diperoleh pada ekstrak metode UAE (361,22 ?g/mL). Ekstrak teraktif memiliki efek proliferasi terhadap sel HDFa dependent dose, total fenol dan flavonoid tertinggi pada metode MAE dengan kadar berturut-turut 124.96±0.42 mg EAG/g ekstrak dan 16.62±0.23 mg EK/g ekstrak. Pengujian antioksidan dari masing-masing ekstrak umumnya menunjukkan aktivitas yang kuat dalam meredam radikal ABTS, DPPH dan reduksi besi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode ekstraksi UAE dalam menarik senyawa aktif N. subdita berpotensi sebagai anti elastase, antiaging, dan antioksidan dibandingkan dengan metode ekstraksi lainnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat untuk dapat dikembangkan pada penelitian lebih lanjut.