Tanaman obat yang berperan dalam pengobatan luka bakar salah satunya adalah daun sukun (Artocarpus altilis) karena mengandung senyawa yang berfungsi sebagai penyembuh luka seperti flavanoid, tanin, saponin, dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi konsentrasi agen pembentuk gel kitosan dan carbomer 940 dalam mempengaruhi mutu fisik dan stabilitas serta kemampuan dalam penyembuhan luka bakar. Sediaan yang dipilih dalam bentuk gel karena komponen terbesar pembentuk gel air sehingga zat aktif mudah dilepaskan.
Ekstrak kental diperoleh dengan metode maserasi menggunakan etanol 70% kemudian diformulasikan menjadi sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 6,25%, dengan variasi kitosan 1,5%; 1%; 0,5% dan carbomer 1%; 1,5%; 2%. Gel dilakukan pengujian mutu fisik meliputi organoleptis, homogenitas, pH, viskositas, daya sebar, daya lekat, dan stabilitas. Perlakuan dan pengukuran diameter luka dilakukan selama 21 hari. Persentase penyembuhan luka dianalisis menggunakan SPSS dengan uji Kolmogorov-smirnov dilanjutkan non-parametrik Kruskal-Wallis dengan Post Hoc Mann-Whitney.
Hasil penelitian menunjukan variasi konsentrasi kitosan dan carbomer memberikan pengaruh terhadap mutu fisik sediaan dan kemampuan dalam penyembuhan luka, tetapi tidak dengan stabilitas sediaan. Variasi konsentrasi gelling agent yang efektif dalam penyembuhan luka bakar adalah formula 2, formula gel dengan konsentrasi kitosan 1% dan carbomer 1,5% hasil Maan-Whitney menunjukkan formula 2 memiliki persentase penyembuhan luka sebanding dengan kontrol positif.