Inflamasi merupakan respon sistem kekebalan tubuh terhadap kerusakan jaringan yang dapat disebabkan oleh trauma fisik, bahan kimia beracun, atau agen mikrobiologis. Tata laksana terapi yang digunakan dalam mengatasi inflamasi saat ini diketahui memiliki berbagai efek samping sehingga diperlukan alternatif terapi yang berasal dari bahan alam, terutama pada tanaman. Tanaman yang berpotensi sebagai antiinflamasi adalah jeruju (Acanthus ilicifolius L.). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan kandungan fitokimia dan nutrisi dari tanaman jeruju sehingga berpotensi dimanfaatkan sebagai nutrasetikal untuk mengatasi inflamasi. Metode yang digunakan adalah studi literatur yang memanfaatkan artikel ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional dan jurnal nasional berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Artikel yang memenuhi kriteria kemudian dianalisis dan data disajikan dalam bentuk tabel dengan deskripsi secara naratif. Diperoleh hasil bahwa tanaman jeruju mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid, terpenoid, saponin, steroid, alkaloid, dan tannin. Ekstrak dari tanaman jeruju memiliki aktivitas sebagai antiinflamasi karena adanya kandungan fitokimia berupa senyawa flavonoid dan terpenoid. Mekanisme kerja kedua senyawa tersebut mengikut mekanisme kerja dari obat antiinflamasi nonsteroid. Ekstrak tanaman jeruju mampu mereduksi udema pada kaki mencit hingga lebih dari 40%. Pemberian dosis tunggal ekstrak tanaman jeruju pada tikus tidak menunjukan adanya tanda klinis dari toksisitas atau kematian. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak tanaman jeruju positif mengandung flavonoid dan terpenoid sehingga berpotensi digunakan sebagai nutrasetikal untuk mengatasi inflamasi.