Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar yang berasal dari bahan nabati seperti minyak goreng bekas. Minyak goreng bekas adalah limbah dari sisa penggorengan, biasanya dibuang karena sudah digunakan lebih dari satu kali. Transesterifikasi merupakan reaksi antara trigliserida yang terkandung dalam minyak nabati atau lemak hewan dengan alkohol untuk membentuk alkil ester. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sifat fisika dan nilai keekonomian minyak goreng bekas menjadi biodiesel dengan metode transesterifikasi. Bahan limbah yang digunakan merupakan minyak goreng. Analisis fisika dilakukan dengan melakukan pengujian karakteristik biodiesel meliputi % FFA, angka asam, gliserol, kandungan air, massa jenis, pH, rendemen dan warna. Nilai karakteristik biodisel pada sampel 1 yaitu: FFA sebesar 0,65 %, angka asam 0,42 mg, gliserol 59 mL, kadar air 0,006 %, rendemen 0,83 %, massa jenis 852 kg/m3, pH 7 dan menghasilkan warna kuning emas, sedangkan nilai karakteristik biodisel pada sampel 2 yaitu: FFA sebesar 0,56 %, angka asam 0,50 mg, gliserol 58 mL, kadar air 0 %, rendemen 0,83 %, massa jenis 845 kg/m3, pH 7 dan menghasilkan warna kuning emas. Nilai karakteristik biodisel pada sampel 3 yaitu: FFA sebesar 0,65 %, angka asam 0,50 mg, gliserol 59 mL, kadar air 0,07 %, rendemen 0,78 %, massa jenis 847 kg/m3, pH 7 dan menghasilkan warna kuning emas. Pengolahan minyak goreng bekas sebanyak 300 L/bulan akan menghasilkan biodiesel 246 L/bulan @Rp. 9.000 = Rp. 2.214.000 dan gliserol 23 L/bulan @Rp. 3.000 = Rp. 86.250. Sehingga diperoleh total pendapatan = Rp.2.300.250/bulan. Sementara itu, biaya produksi berupa penggunaan listrik, pembelian pelarut dan katalis sebesar Rp.1.370.500/bulan. Sehingga Hasil analisis keekonomian menunjukkan bahwa pembuatan biodiesel skala industri kecil layak diproduksi dengan nilai keuntungan mencapai Rp.929.750/bulan.