Kecanduan game online dapat dikenali dari sejauh mana seseorang bermain game online secara berlebihan yang dapat berdampak negatif pada pemain tersebut. Kecanduan bermain game online dapat memiliki konsekuensi negatif pada berbagai aspek, termasuk dimensi sosial, psikologis, dan fisik, remaja yang terjerat dalam kecanduan game online mungkin mengalami penurunan interaksi sosial dengan keluarga dan teman-teman, serta menghadapi masalah dalam kehidupan nyata, seperti kecenderungan untuk menghabiskan banyak waktu dalam permainan dan kesulitan dalam mengendalikan waktu mereka. Tujuan dalam penelitian ini yaitu 1. mengukur efektivitas konseling kelompok dengan menggunakan pendekatan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam mengurangi kecanduan bermain game online; 2. mempelajari perilaku remaja di dusun segeleng yang memiliki kecanduan bermain game online. Jenis penelitian yang diterapkan dalam studi ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan Quasi-Experimental. Desain penelitian ini mengadopsi rancangan One Group Pre-test and Post-Test. Hasil penelitian Rata-rata skor perilaku remaja yang kecanduan bermain game online sebelum mengikuti layanan konseling kelompok (hasil pretest) adalah 50.6000, dan setelah mengikuti layanan tersebut, skor rata-rata berkurang menjadi 35.6000. Hasil signifikansi (2-tailed) adalah 0,001, lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan sebesar 0,005. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku remaja yang kecanduan bermain game online mengalami penurunan setelah menerima layanan konseling kelompok. Dengan demikian, hipotesis nol (Ho) ditolak, dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa layanan konseling kelompok untuk mengurangi perilaku kecanduan bermain game online pada remaja di Dusun Segeleng efektif