KRR AS A PROGRAM FOR DEVELOPING HEALTHY SEXUAL BEHAVIOR IN INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0. Adolescents are in a transition period characterized by drastic physical changes, psychological instability, and adjustment of new social environments. The era of industrial revolution 4.0, which was marked by the acceleration of information and digitalization of life increasingly added to the challenges of adolescents to be able to achieve the task of sexual development. When adolescents fail to carry out their sexual development tasks, they can have negative implications for adolescent sexual behavior. Understanding and awareness of adolescent reproductive health (KRR) can be an alternative in developing healthy and responsible sexual behavior. This study aims to test KRR as a mode of intervention to develop healthy sexual behavior in adolescents. The research method uses a mixed-method by combining quantitative and qualitative data that supports each other. The research population of tenth-grade high school students was 250 students with a sample of 30 people. Purposive sampling technique by considering the pretest score on the average class is taken into consideration in the selection of samples—data collection by providing a scale of sexual behavior, observation, and interviews. The results of the study show: (1) in general the sexual behavior of students is at a level of caution towards the need for development; (2) The KRR consists of nine guidance content with an audio-visual based group guidance strategy; and (3) the KRR program is effective in developing healthy sexual behavior in adolescents.
Abstract- This study aims to determine the level and factors that cause student anxiety during the Covid-19 pandemic. Respondents in this study were 1.013 students from five universities in three provinces in Indonesia, i.e., Lampung, Special Region of Yogyakarta, and South Sulawesi. The data were collected from 24th to 29th of April 2020. The data were obtained using a Covid-19 anxiety survey and a questionnaire about the factors causing student anxiety, which were distributed by utilizing google form. The results indicated that there were 222 students at a high and very high anxiety level with physical, cognitive, and emotional symptoms. Student anxiety was triggered by two main factors, i.e., social limitation and coursework. To reduce their anxiety, the majority of respondents chose a religious approach rather than a cultural approach. Recommendations are given to counselors to include religiosity values in helping student anxiety. The university is also expected to be able to support students by providing internet quota assistance, organizing online lectures on an asynchronous model and allowing longer deadline for submission of coursework. Keywords: anxiety; students; covid-19; pandemic
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling. Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 2 Lengkong , dengan subyek berjumlah 8 siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lengkong Semester II Tahun Pelajaran 2021/2022. Subyek merupakan siswa yang mengalami masalah prokrastinasi akademik yaitu perilaku menunda-nunda pekerjaan sekolah. Rumusan masalah dalam PTBK ini adalah: apakah bimbingan kelompok dengan teknik role play dapat mereduksi perilaku prokrastinasi akademik siswa?. Rancangan penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling (PTBK) 2 siklus. Alat (instrumen) yang digunakan adalah angket prokrastinasi akademik siswa, soal angket penilaian segera (format 1: layseg), lembar observasi, dan daftar pertanyaan untuk didiskusikan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif dengan persentase (%) dan mean, serta deskriptif kualitatif dengan kategori-kategori dan kalimat-kalimat. Simpulan penelitian ini adalah: Masalah prokrastinasi akademik siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Lengkong dapat dientaskan melalui bimbingan kelompok dengan teknik role playing , yang ditunjukkan dengan bukti-bukti adanya peningkatan nilai pada semua aspek yang diobservasi berikut: 1). Nilai tingkat prokrastinasi akademik siswa pada studi awal sebesar 3.6 menurun pada siklus 1 menjadi sebesar 2.9 menurun pada siklus 2 menjadi 2.3 dengan nilai penurunan sebesar -0.6 pada kategori ringan; 2)Nilai persentase terentaskannya masalah pada studi awal sebesar 48% meningkat pada siklus 1 menjadi sebesar 70 % meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 80 % dengan nilai peningkatan sebesar 10% dengan kategori terentaskan dengan baik; 3) Nilai aktivitas siswa dalam kegiatan bimbingan kelompok pada studi awal diketahui sebesar 2.5 meningkat pada siklus 1 sebesar 3.1 meningkat pada siklus 2 menjadi sebesar 3.9 dengan peningkatan sebesar 0.8 dengan kategori baik; 4) Nilai aktifitas guru pada siklus 1 sebesar 3.2 dan meningkat pada siklus 2 menjadi 3.7 dengan peningkatan sebesar 0.5 dengan kategori baik
Penelitian ini bertujuan menghasilkan program bimbingan dan konseling pribadi sosial untuk mengembangkan perilaku seksual sehat siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Data kuantitatif dan kualitatif yang saling mendukung digunakan dalam penelitian ini. Populasi penelitian siswa kelas sepuluh SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung berjumlah 277 siswa. Sampel peneitian berjumlah 39 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan mempertimbangkan skor pre test pada setiap kelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pemberian skala perilaku seksual sehat remaja, observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan: (1) secara umum perilaku seksual siswa berada pada taraf waspada menuju perlu pengembangan; (2) penanganan masalah perilaku seksual siswa dilakukan dengan pelayanan responsif dengan pendekatan reaktifsporadis; (3) program bimbingan dan konseling di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung belum menggunakan paradigma baru bimbingan dan konseling komprehensif dengan pendekatan pencegahan dan pengembangan; (4) Program bimbingan dan konseling pribadi-sosial untuk mengembangkan perilaku seksual sehat remaja mengacu pada bimbingan dan konseling komprehensif dengan pendekatan berorientasi pada pencegahan dan pengembangan; dan (5) program bimbingan dan konseling pribadi-sosial terbukti efektif untuk mengembangkan perilaku seksual sehat siswa.
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya fakta empirik kebutuhan pengembangan model bimbingan untuk mengembangkan akhlak mulia mahasiswa. Sebagian mahasiswa menunjukkan perilaku oposisional terhadap nilai, norma dan moral bangsa yang mengarah pada kemerosotan akhlak. Untuk itu dibutuhkan bimbingan supaya akhlak mulia mahasiswa dapat berkembang optimal sehingga tujuan utuh pendidikan nasional tercapai. Penelitian ini bertujuan menghasilkan model bimbingan profetik untuk mengembangkan akhlak mulia mahasiswa. Prosedur pengembangan dilakukan melalui studi literatur, asesmen kebutuhan, validasi isi melalui sejumlah pakar dan validasi empirik oleh konselor perguruan tinggi. Metode penelitian menggunakan pendekatan research and development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan: (1) bimbingan profetik menjadi kebutuhan untuk dikembangkan; (2) pengembangan model bimbingan profetik terdiri dari model utama (primary model) dan model turunannya (secondary model); (3) bimbingan profetik yang dikembangkan telah sesuai dengan pandangan para pakar dan praktisi serta memenuhi standar kelayakan suatu model sehingga direkomendasikan untuk diimplementasikan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.