Upaya Menumbuhkan Kemampuan Literasi Kritis oleh Berdikari Book

Abstract

Pesatnya perkembangan teknologi informasi dapat mengakibatan arus informasi mengalir tanpa henti. Produksi informasi terjadi setiap hari melalui berbagai platform digital dimana setiap individu dapat memproduksi dan mendefinisikan informasi dalam beragam arti. Literasi kritis menjadi penting untuk memberikan pemahaman yang lebih baik akan nilai informasi. Beberapa upaya dilakukan oleh Berdikari Book berkenaan dengan menumbuhkan literasi kritis. Peneliti merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut upaya Berdikari Book dalam menumbuhkan kemampuan literasi kritis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kasus pada penelitian ini merupakan kasus tunggal pada Berdikari Book. Metode purposive sampling digunakan untuk menentukan informan penelitian, yakni 2 orang yang bekerja di Berdikari Book untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh Berdikari Book dalam mengubah perspektif, salah satunya menawarkan perspektif lain dalam memahami suatu kondisi sosial dengan berbagai pilihan literatur yang relevan guna mengkritisi teks yang telah dengan sengaja dibuat tersebut. Teks yang tidak netral dan dipenuhi akan kepentingan individu atau kelompok dibongkar dengan mengkomparasikan literatur lain berupa buku yang relevan atau membuat forum diskusi. Dengan berbagai usaha yang dilakukan oleh Berdikari Book dalam upaya menumbuhkan literasi kritis, kini dapat diaplikasikan dan ditindaklanjuti dengan berbagai cara, seperti membuat tulisan maupun quotes guna menebarkan keadilan sosial berdasarkan pemahaman yang telah diperoleh sebelumnya. Sehingga dalam penelitin ini dapat membongkar teks yang menyebar diberbagai media sebagai teks yang telah dibuat dengan sengaja untuk kepentingan pribadi ataupun kelompok, sehingga para berdikari people dapat memahami suatu teks dengan cara lebih kritis dan menindaklanjutinya guna membagikan kebenaran berdasarkan apa yang telah mereka terima.

Analisis Penerapan Profil Pelajar Pancasila Dalam Pembentukan Karakter Peserta Didik Berlandaskan Ideologi Tri Hita Karana Di Sekolah Dasar

“…Indonesia mengalami perubahan pemahaman terhadap nilai kemanusiaan dan keadilan, yang menjadi dasar kelompok tertentu di berbagai wilayah Indonesia (Komara, 2018;Farida & Putra, 2021). Salah satu inisiatif pemerintah yang sudah lama dilakukan untuk menggalakkan pendidikan karakter adalah program Bangsa Rakyat Nasional Pendidikan Karakter 2010, yang disusul program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) tahun 2016 (Ismail et al, 2021).…”

Membangun Karakter Profil Pelajar Pancasila Berlandaskan Tri Hita Karana dalam Perspektif Kehidupan Global

“…Kondisi masyarakat Indonesia pada saat ini telah menunjukkan adanya suatu distorsi, dekadensi dalam hal nilai-nilai kemanusiaan dalam perkembangan peradaban bangsa Indonesia. Nilai -nilai keadilan dan kemanusiaan menjadi suatu fundamen berbagai kelompok masyarakat di berbagai wilayah Indonesia (Farida & Putra, 2021;Komara, 2018). Nilai cinta kasih, kedamaian, gotong royong di antara sesama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.…”

Barru Literacy Community as the Alternative Literacy Movement: A Study on Cultivating Reading Literacy toward Society in Barru Regency, South Sulawesi Province

“…This critical literacy theory requires learning through instilling high expectations of academic achievement in students, as well as recognizing and appreciating students' cultural competencies. Furthermore, this theory also develops social, political and cultural awareness by providing experience to the wider community, which is based on the concept that they are members of community groups, linking the knowledge base to community groups with text criticism related to power issues, domination relations, and groups (Farida & Putra, 2021). The results of research conducted by researchers are based on observations, interviews and documentation in the data collection process, after the data collection stage is carried out, the researchers then proceed to the data management stage which is then carried out by analyzing data descriptively about how the alternative literacy movement process carried out by Barru Membaca community toward cultivating reading literacy in Barru District, Barru Regency.…”