Urgensi Media E-Comic dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA

Abstract

The development of information technology in the 21st century has resulted in various changes in society, one of which has occurred in the education sector. The 21st century is also called the era of the industrial revolution 4.0, where life is getting faster and more open. In order to adapt to this century, humans need life skills called 21st-century skills. To acquire 21st-century skills, learning must be adaptive to developments because information technology is fundamental and must be mastered and applied in the learning process. This study aims to determine the need for e-comic learning media in sociology subjects. This study uses quantitative research methods with research subjects of class XI IPS students with a sample of 35 people and two sociology teachers. The instrument used in this research is a questionnaire. The observational data analysis technique was used in the form of quantitative data, which was obtained from a questionnaire analysis of the needs of E-comic learning media for students and teachers. The analysis of the data was carried out descriptively. Based on the questionnaire, it is known that the teacher has never used e-comic learning media. The results showed that the need for e-comic media for students was 99.36%, and for teachers, it was 100%. In conclusion, students' needs for e-comic learning media in sociology subjects must be considered and fulfilled so that the learning process can run optimally.

Kepraktisan Media Pembelajaran Komik Berbasis Canva for Education

“…Kajian mengenai pengembangan media pembelajaran berbasis digital sudah banyak sekali dilakukan oleh peneliti terdahulu. Diantaranya adalah (Maharani & Fernandes, 2022) dengan judul "Urgensi Media E-Comic dalam Pembelajaran Sosiologi di SMA". Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh (Saputra & Pasha, 2021) dengan judul "Komik Berbasis Scientific Sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemik Covid-19".…”

“…Terdapat lima tahapan yang harus dilakukan dalam proses pengembangan menggunakan model ini, yaitu sebagai berikut: Analisis Analisis diperlukan untuk mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi yang tepat Gambar 1. Tahap Pengembangan Model ADDIE (Maharani & Fernandes, 2022) Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Padang, yaitu khususnya pada kelas XI-IPS 3. Terdiri dari 32 orang peserta didik dan 1 guru mata pelajaran.…”

“…Sehingga materi yang digunakan untuk media pembelajaran yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kurikulum dan bahan ajar yang digunakan untuk SMA. Sumber: Rifai (2020) yang dikutip dari (Maharani & Fernandes, 2022)…”

“…Angket terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang akan menentukan kepraktisan media pembelajaran komik yang akan dikembangkan. Kepraktisan produk dianalisasis dan disusun dalam skala likert sebagai berikut (Maharani & Fernandes, 2022).…”

“…Diawali dengan hal-hal atau konsep yang umum, kemudian dilanjutkan ke hal-hal yang khusus, disertai dengan contoh-contoh; (3) Integrative Reconcilliation dimana penjelasan yang diberikan oleh guru tentang kesamaan dan perbedaan konsep-konsep yang telah mereka ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari; (4) Consolidation dimana pemantapan materi dalam bentuk menghadirkan lebih banyak contoh atau latihan sehingga siswa lebih bisa paham dan selanjutnya siap menerima materi baru (Herliani et al, 2021). Maharani & Fernandes, (2022) menyebutkan bahwa dalam teori Ausubel, dalam membantu siswa memperoleh pengetahuan baru tentang materi, perlu adanya konsep awal yang sudah dimiliki siswa dalam kaitannya dengan konsep yang dipelajari guna menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu, guna memperlancar pemberian pembelajaran yang bermakna dalam pembelajaran sosiologi pada materi permasalahan sosial, penting untuk menggunakan atau memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.…”