Penggunaan kendaraan pribadi yang berlebih dapat menyebabkan dampak negatif, diantaranya kemacetan dan meningkatnya polusi udara. Sebagai bagian lembaga pelayan publik, Dinas Perhubungan provinsi Jawa Barat bertanggungjawab memberikan informasi/sosialisasi kondisi volume kendaraan di wilayahnya. Untuk dapat menjadikan informasi yang positif, lembaga memerlukan praktik kehumasan dalam bentuk kampanye dalam rangka membangun tata kelola pemerintahan dibidang komunikasi publik yang baik. Kampanye menjadi komponen penting dalam aktifitas kehumasan yang menuntut dapat merepresentasikan informasi berbagai aktivitas lembaga dengan baik dan benar kepada publik sasarannya yang dapat memanfaatkan kemajuan teknologi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi lansung, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kampanye “Diet Kendaraan” menggunakan tahapan model Lasswell dalam hal komunikator, isi pesan dan media yang digunakan. Untuk komunikator kampanye ini mengutamakan key opinion leader (KOL) dari para pejabat pemerintah daerah, isi pesan yang formal, kreatif, dan mengutamakan sisi emosional, sedangkan media kampanye berupa saluran tatap muka langsung dan media sosial. Simpulan penelitian ini adalah jenis kampanye “Diet Kendaraan” lebih berorientasi pada fungsi sosialisasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Dinas Perhubungan provinsi Jawa Barat. Dalam menjalani fungsinya sebagai pemberi informasi dan komunikasi yang persuasif, Humas Pemerintah dalam hal ini memaksimalkan program kampanye “Diet Kendaraan” melalui berbagai key opinion leader (KOL), isi pesan yang kreatif, dan media publikasi baik media cetak, media elektronik maupun media sosial.Kata Kunci: Diet Kendaraan; Humas; Kampanye; Lasswell; Tata Kelola Pemerintahan