<p>Prevalensi pasien Penyakit Ginjal Kronis (PGK) berbanding lurus dengan peningkatan kejadian hipertensi. Penatalaksanaan hipertensi yang tepat dan efektif dibutuhkan pada kondisi PGK dalam hal pengendalian tekanan darah maupun memperlambat kejadian penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas <em>Angiotensin Receptor Blocker</em> (ARB) terhadap <em>Calcium Channel Blocker</em> (CCB) pada pasien PGK. Penelitian observasional ini dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta dan merupakan penelitian dengan rancangan kohort retrospektif pada pasien PGK dengan hemodialisis (HD) yang mendapatkan terapi hipertensi pada periode tahun 2014-2019. Penelitian ini melibatkan 50 pasien yang direkrut secara <em>total population sampling</em>. Kelompok penelitian terdiri dari kelompok pasien yang mendapatkan terapi. Luaran klinis yang diamati adalah kejadian tekanan darah terkontrol dan kejadian kardiovaskular dalam waktu 12 bulan sejak <em>index date</em>. Hubungan antara jenis terapi dengan luaran klinis dianalisis dengan <em>Chi-square</em> sedangkan analisis <em>survival</em> dilakukan dengan metode <em>Kaplan-Meier</em> kemudian dilanjutkan dengan <em>Log Rank Test</em>. Kelompok terapi ARB menunjukkan proporsi kejadian tekanan darah tak terkontrol dan kejadian kardiovaskular yang lebih rendah dibandingkan kelompok terapi CCB (64% vs 84%, <em>p</em>=0,107; 16% vs 24%, <em>p</em>=0,48). <em>Mean survival time</em> kejadian tekanan darah tak terkontrol maupun kejadian kardiovaskular kelompok ARB lebih lama dibandingkan kelompok CCB (HR=0,513; CI 95%=0,241-1,092; <em>p</em>=0,128; HR=0,401; CI 95%=0,081-1,987; <em>p</em>=0,495). Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian luaran klinis maupun waktu kejadian luaran klinis tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok terapi. Penelitian dengan jumlah sampel lebih banyak dan periode pengamatan lebih lama dibutuhkan untuk mengetahui luaran klinis lebih lanjut antara ARB dan CCB pada pasien PGK dengan hemodialisis.</p>