Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menggambarkan penerimaan Platform Merdeka Mengajar di kalangan guru. Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan menggunakan Technology Acceptance Model. Data dikumpulkan melalui kuesioner secara daring yang kemudian diolah menggunakan pendekatan Structural Equation Model, terdiri dari uji goodness of fit, uji confirmatory factor analysis, dan uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Technology Acceptance Model mampu dijadikan sebagai model analisis penerimaan Platform Merdeka Mengajar di kalangan guru. Penerimaan guru terhadap Platform Merdeka Mengajar dipengaruhi oleh persepsi kemudahan dan kebermanfaatan. Namun, manfaat yang didapat tidak signifikan memengaruhi motivasi intrinsik guru untuk terus menggunakannya, sehingga frekuensi guru dalam penggunaan Platform Merdeka Mengajar untuk menunjang kebutuhan seperti mengikuti pelatihan mandiri, berbagi praktik baik, dan memanfaatkan fitur lainnya relatif rendah. Terdapat beberapa upaya kebijakan pemerintah baik dalam skala nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota yang direkomendasikan dalam meningkatkan optimalisasi penggunaan Platform Merdeka Mengajar secara ekstrinsik maupun intrinsik. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan pada setiap kebijakan sehingga penggunaan Platform Merdeka Mengajar dapat dioptimalkan dan membantu mewujudkan transformasi pendidikan secara nasional.