2017
DOI: 10.7454/jglitrop.v1i1.5
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Variabilitas curah hujan di Kabupaten Kebumen

Abstract: Curah hujan merupakan unsur iklim yang sangat bervariasi, baik dalam skala ruang maupun waktu. Variasi curah hujan ini akan berdampak pada penentuan awal masa tanam khususnya tanaman padi. Melalui penghitungan statistik dan pemetaan data spasial, penelitian ini akan mengungkapkan pola awal musim tanam sebagai respon terhadap variabilitas curah hujan di Kabupaten Kebumen selama periode tiga puluh tahun, yaitu tahun 1981 – 2010. Analisis spasial yang diperkuat dengan pendekatan statistik mengungkapkan ba… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
2
0
3

Year Published

2021
2021
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
0
2
0
3
Order By: Relevance
“…Changes in rainfall variability caused by ENSO and IOD led to a change in the beginning of the rice cultivation period in West Java due to the shift in the beginning of the rainy season [6]. In addition, rainfall variability was higher in a lower area, and the rice cultivation period in Kebumen from 1981-2010 changed [3]. This shows a relationship between rainfall variability and shift in season with the rice cultivation period in Sleman Regency.…”
mentioning
confidence: 90%
See 1 more Smart Citation
“…Changes in rainfall variability caused by ENSO and IOD led to a change in the beginning of the rice cultivation period in West Java due to the shift in the beginning of the rainy season [6]. In addition, rainfall variability was higher in a lower area, and the rice cultivation period in Kebumen from 1981-2010 changed [3]. This shows a relationship between rainfall variability and shift in season with the rice cultivation period in Sleman Regency.…”
mentioning
confidence: 90%
“…Rainfall variability affected by climate-driven disturbances is characterized by shift in season because rainfall variability has two components that can be affected: spatial and temporal rainfall variability [3]. The temporal rainfall variability is seasonal, bringing an impact on various sectors of community life; one of the most vulnerable sectors is the agricultural sector [4].…”
mentioning
confidence: 99%
“…Karena curah hujannya yang relatif tinggi, musim penghujan menjadi musim yang ditunggu-tunggu oleh para petani untuk menanam padi. Tanaman padi membutuhkan air sekitar 60-70 mm/dasarian atau dengan rata-rata curah hujan sekitar 200 mm/bulan selama empat bulan (Indratmoko et al, 2017). Mengingat distribusi PDRB menurut lapangan usaha Kabupaten Trenggalek pada tahun 2021 yang didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan (BPS Kabupaten Trenggalek, 2021); perencanaan waktu tanam hingga pasca panen serta pemilihan jenis tanaman berdasarkan tingkat curah hujan menjadi hal yang cukup vital untuk direalisasikan, terutama bagi lahan tadah hujan serta tanaman-tanaman tertentu seperti padi yang membutuhkan cukup banyak air atau tembakau yang menghindari jumlah air berlebihan.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perhitungan variabilitas bulanan dapat digunakan untuk membantu petani dan penyuluh untuk mengetahui bulan yang sesuai untuk dilakukan penyemaian dan penanaman padi khususnya pada lokasi dengan batas musim hujan dan kemarau yang tidak jelas. Tanaman padi membutuhkan air sekitar 60 -70 mm/dasarian atau dengan rata-rata curah hujan sekitar 200 mm/bulan selama minimal empat bulan (Indratmoko et al, 2017). Untuk mengurangi potensi menurunnya produktifitas padi akibat fluktuasi temporal curah hujan yang tinggi.…”
Section: Hasil Analisis Variabilitas Curah Hujan Tahunan DI Mempawah Dan Kubu Raya Padaunclassified