<p>Lahan pasang surut merupakan kawasan potensial untuk perluasan areal tanam kedelai namun kemasaman dan kejenuhan Al tanah yang tinggi, serta ketersediaan unsur hara yang rendah merupakan masalah yang harus dihadapi. Oleh karena itu perlu pengelolaan kesuburan tanah yang memadukan ameliorasi, pemupukan, pemanfaatan mikroorganisme, dan varietas yang adaptif. Tujuan penelitian adalah menguji kesesuaian varietas, pupuk organik, dan pupuk hayati untuk peningkatan produktivitas kedelai di lahan pasang surut. Penelitian dilaksanakan di lahan pasang surut tipe C di Jambi pada musim kemarau (Juni-Oktober) 2017 seluas 5 ha. Penelitian menggunakan rancangan percobaan petak terbagi, empat ulangan (petani kooperator sebagai ulangan). Petak utama adalah empat varietas kedelai (Anjasmoro, Dena 1, Deja 2, dan Devon 1), dan anak petak adalah tiga kombinasi pupuk organik dengan pupuk hayati Agrisoy (1.500 kg/ha pupuk kandang, 1.500 kg/ha pupuk kandang + Agrisoy, dan 1.500 kg/ha pupuk organik Santap M + Agrisoy). Pupuk dasar 200 kg/ha Phonska dan 100 kg/ha SP36 diaplikasikan pada semua perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedelai varietas Anjasmoro, Dena 1, Deja 2, dan Devon 1 dapat dikembangkan dengan baik pada lahan pasang surut tipe C dengan pH tanah 4,5 dan kejenuhan Al 32,35%, dengan menggunakan amelioran dolomit 1,5 t/ha dan pupuk kandang 1,5 t/ha. Empat varietas tersebut mampu menghasilkan biji kedelai >2 t/ha dengan penambahan 200 kg Phonska + 100 kg SP36/ha. Pada lahan pasang surut yang sudah biasa ditanami kedelai, tidak diperlukan tambahan pupuk hayati berbahan baku rhizobium. Penggunaan pupuk kandang untuk budi daya kedelai di lahan pasang surut, dari aspek ekonomi dan teknis (kemudahan mendapatkannya) lebih layak daripada penggunaan pupuk organik Santap M.</p>