2021
DOI: 10.15294/jg.v18i1.27622
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Variasi dan Trend Suhu Udara Permukaan di Pulau Jawa Tahun 1990-2019

Abstract: Suhu udara permukaan (SUP) merupakan salah satu indikator penting dalam konteks terjadinya perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi temporal dan spasial beserta trend SUP di Pulau Jawa pada tahun 1990-2019. Data yang digunakan diperoleh dari observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data pemodelan reanalisis (GHCN_CAMS, ERA-5, JRA-55, dan GISTEMP-v4). Data observasi BMKG diperoleh berdasarkan data bulanan dari stasiun BMKG yang tersebar di seluruh Pulau Jawa (16 s… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
0
0

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(4 citation statements)
references
References 28 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Proyeksi tren indeks suhu udara di masa depan di Kota Palu (Panusunan dan di Kota Banjarbaru (Simanjuntak et al, 2020) menghasilkan indeks hari hangat (TX90p), malam hangat (TN90p), frekuensi hari dingin (TX10p) dan malam dingin (TN10p) menunjukkan adanya tren pemanasan. Pulau Jawa pada periode 1990-2019 juga mengalami tren peningkatan suhu udara dan wilayah utara Jawa Timur menjadi wilayah yang paling panas dibandingkan wilayah lainnya (Prasetyo et al, 2021). Kajian tren suhu udara yang berkaitan dengan perubahan iklim di Jawa Timur sangat penting untuk dilakukan karena wilayah ini merupakan salah satu provinsi penyumbang produksi padi terbesar di Indonesia (Ishaq et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Proyeksi tren indeks suhu udara di masa depan di Kota Palu (Panusunan dan di Kota Banjarbaru (Simanjuntak et al, 2020) menghasilkan indeks hari hangat (TX90p), malam hangat (TN90p), frekuensi hari dingin (TX10p) dan malam dingin (TN10p) menunjukkan adanya tren pemanasan. Pulau Jawa pada periode 1990-2019 juga mengalami tren peningkatan suhu udara dan wilayah utara Jawa Timur menjadi wilayah yang paling panas dibandingkan wilayah lainnya (Prasetyo et al, 2021). Kajian tren suhu udara yang berkaitan dengan perubahan iklim di Jawa Timur sangat penting untuk dilakukan karena wilayah ini merupakan salah satu provinsi penyumbang produksi padi terbesar di Indonesia (Ishaq et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Model proyeksi MPI-ESM-LR dianggap sebagai salah satu model proyeksi terbaik untuk menggambarkan data iklim terutama pada suhu minimum dan suhu maksimum (Nugroho et al, 2017;Fonseca dkk, 2016). Penelitian di wilayah Subang, 112 Sumber (source) : (Prasetyo et al, 2021) Gambar 1.13. Suhu udara spasial di Pulau Jawa berdasarkan periode decadal Jawa Barat menunjukkan suhu minimum model GFDL-ESM2G dan GFDL-CM3 menggambarkan akurasi suhu yang cukup tinggi terhadap data observasi (Candradijaya dkk, 2014) tetapi dalam perhitungan nilai galat dan nilai korelasi pada penelitian ini menghasilkan hasil galat yang besar dan korelasi yang kecil terhadap data observasi.…”
Section: B Pembahasanunclassified
“…Pola temperatur udara dengan dua puncak maksimum terlihat lebih tinggi pada periode musim AMJ daripada periode September-Oktober-November (SON), sedangkan pola temperatur udara minimum (dua lembah) terlihat lebih rendah pada DJF daripada Juni-Juli-Agustus (JJA). Pola fluktuasi ini terkait dengan pergerakan semu matahari dalam arah utaraselatan yang melintasi lokasi penelitian (Prasetyo et al, 2021). Pola temperatur udara di Pulau Karimunjawa terlihat memiliki kemiripan bila dibandingkan dengan pola temperatur udara di Pulau Pari, Kepulauan Seribu (Marganingrum et al, 2023).…”
Section: Kondisi Hidrometeorologiunclassified
“…Research related to variations in surface temperature has been carried out in various regions. Annual temporal variations show that there is an increase in temperature over a 30-year period in Java by 0.11-1.24 o C (Prasetyo et al, 2021). The significant development of the DKI Jakarta area has caused surface air temperatures to increase by 0.17 o C from the annual average in the last 28…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%