Sebagai salah satu unsur utama dalam iklim, kajian mengenai suhu udara menarik untuk dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengolahan dan analisis data suhu udara permukaan kaitannya dengan kelembapan udara, curah hujan, SOI, dan DMI di Pulau Jawa. Data 30 tahun terakhir diambil dari enam stasiun BMKG yang mewakili Jawa bagian barat, tengah, dan timur, yang kemudian dilakukan perhitungan berdasarkan rata-rata tahunan dan bulanan. Analisis korelasi dilakukan terhadap parameter kelembapan udara, intensitas curah hujan, dan indeks fenomena variabilitas iklim (ENSO dan IOD). Hasilnya didapatkan bahwa suhu udara tahunan menunjukkan adanya trend peningkatan selama 30 tahun. Fluktuasi suhu udara bulanan memiliki pola bimodial di semua stasiun dengan puncak berada di bulan Maret-Mei dan Oktober-Desember, sedangkan lembah berada pada bulan Desember-Februari dan Juni-Agustus. Korelasi antara suhu udara dengan kelembapan udara dan suhu udara dengan curah hujan sebagian besar bernilai negatif. Analisis dengan indeks fenomena variabilitas iklim menunjukkan bahwa fluktuasi suhu udara di Pulau Jawa tidak berkorelasi dengan ENSO (El Nino Southeast Oscillation), tetapi berkorelasi cukup kuat dengan IOD (Indian Ocean Dipole).
El Niño – Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena variabilitas iklim yang dicirikan dengan anomali perubahan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik wilayah tropis. Anomali positif suhu muka laut (El Niño) dapat menyebabkan kemarau ekstrem sedangkan anomali negatif suhu muka laut (La Niña) dapat menyebabkan musim hujan berkepanjangan di sebagian besar wilayah Indonesia. Dalam hal ini, Sulawesi termasuk kedalam wilayah yang terdampak oleh fenomena ENSO. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari fenomena ENSO terhadap parameter cuaca seperti curah hujan, kelembapan relatif, dan suhu permukaan laut (SPL) di wilayah Pulau Sulawesi. ENSO diidentifikasi berdasarkan indeks Southern Oscillation Indeks (SOI). Data utama yang dipakai dalam penelitian ini berasal dari pengamatan stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Kendari, Makassar, Palu, Luwuk, Gorontalo, dan Manado. Data diolah dalam periode waktu 30 tahun (1988 – 2017) yang kemudian dianalisis menggunakan metode statistika deskriptif. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa ENSO memiliki hubungan yang cukup kuat dengan kelembapan relatif, namun memiliki hubungan yang lemah dengan curah hujan di sebagian besar data stasiun BMKG di Sulawesi. Hubungan ENSO dengan curah hujan terkuat terdapat di Gorontalo (r = 0.537), sedangkan hubungan terlemah terdapat di Manado (r = 0.242). Hubungan ENSO dengan kelembapan relatif terkuat terdapat di Makassar (r = 0.479), sedangkan hubungan terlemah terdapat di Palu (r = –0.057). Nilai korelasi anomali SPL di wilayah Perairan Sulawesi dengan SOI adalah sebesar 0.5067. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan berbanding lurus antara SPL di Sulawesi dan ENSO.
Suhu udara permukaan (SUP) merupakan salah satu indikator penting dalam konteks terjadinya perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji variasi temporal dan spasial beserta trend SUP di Pulau Jawa pada tahun 1990-2019. Data yang digunakan diperoleh dari observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan data pemodelan reanalisis (GHCN_CAMS, ERA-5, JRA-55, dan GISTEMP-v4). Data observasi BMKG diperoleh berdasarkan data bulanan dari stasiun BMKG yang tersebar di seluruh Pulau Jawa (16 stasiun). Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan SUP dalam 30 tahun sebesar 0,11-1,24℃. Variasi spasial menunjukkan bahwa daerah dengan SUP tertinggi terdapat di Pulau Jawa sebelah utara bagian timur dan terendah di dataran tinggi Pulau Jawa bagian barat. SUP di Pulau Jawa tertinggi terjadi pada periode bulan September-Oktober-November (SON) dan terendah pada periode bulan Juni-Juli-Agustus (JJA). Hasil uji statistik menggunakan metode Mann Kendall test dengan significance level 1% menunjukkan bahwa semua data observasi BMKG mengalami trend peningkatan kecuali untuk Banyuwangi. Trend peningkatan SUP per tahun berkisar antara 0,017-0,048℃. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan iklim secara regional telah terjadi di Pulau Jawa selama 30 tahun terakhir berdasarkan trend perubahan SUP.
During the Asian Winter season, which spans from November to February, the phenomenon of cold surge often occurs, leading to increased convective activity over the western Indonesian Maritime Continent. The location of Natuna Island, situated in the southern part of the South China Sea, is of particular importance for studying cold surges due to their propagation over this area. In this study, the vertical structure of the atmosphere was analyzed using radiosonde observation data collected at the Meteorological Station of Ranai Natuna. The analysis focused on physical parameters such as air temperature and relative humidity, atmospheric kinematics including wind direction and speed, as well as atmospheric thermodynamic parameters such as Lifting Condensation Level (LCL), Level of Free Convection (LFC), Equilibrium Level (EL), Convective Available Potential Energy (CAPE), and Convective Inhibition (CIN). The results indicate that during the passage of a cold surge, air temperature (T) tends to be higher in the lower troposphere, including at the surface, but lower in the middle and upper troposphere. Relative humidity (RH) also tends to be higher during cold surges, with a significant increase in the middle and upper troposphere. In the lower troposphere, the wind direction shifts from east to northeast at a higher speed compared to when a cold surge is absent. Furthermore, the LCL and LFC heights are elevated during the presence of a cold surge, while the EL height shows an insignificant decrease. It is worth noting that intense rainfall occurs, particularly when the cold surge is more pronounced, even though the values of CAPE and CIN do not change significantly.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.