Pada saat ini UAV (Unmanned Aerial Vehicle) sedang mengalami perkembangan yang begitu pesat di dalam maupun luar negeri, terdapat berbagai macam jenis UAV, namun pada artikel ini penulis membahas UAV untuk misi trainer bagi para pengguna pemula, karena untuk keperluan misi trainer maka analisis kestabilan statik perlu dilakukan agar ketika UAV saat sedang terbang kemudian mendapat gangguan luar berupa angin dan sebagainya, maka UAV tersebut dapat kembali ke posisi kesetimbangan awal setelah gangguan tersebut hilang, sehingga meringankan beban pilot untuk mengandalikan kemudi melalui remote control, pada penelitian ini menggunakan metode reverse engineering yaitu pemodelan ulang UAV meniru Cessna 172 yang sudah ada untuk dimodelkan pada perangkat lunak XFLR5 kemudian dilakukan analisis kestabilan statik, didapatkan hasil grafik sebesar -0,0157 pada matra longitudinal, -0,001 pada matra lateral dan 0,0017 pada matra directional, sedangkan jika dibandingkan dengan menerapkan konsep sayap morphing yaitu jenis sayap yang elastis pada bagian trailing edgenya, diperoleh hasil yang sangat signifikan pada matra longitudinal yaitu sebesar -0,0136 sedangkan pada matra lateral dan directional cenderung saling berhimpit, perbedaan yang sangat signifikan yang terjadi pada matra longitudinal tersebut dipengaruhi berat UAV dengan konsep sayap morphing yang memiliki massa yang lebih berat 422 gram sehingga mempengaruhi posisi center of gravity yang akan bergeser kebelang sebesar 3,4 mm, sehingga sehingga dapat mempengaruhi kestabilan UAV tersebut pada matra longitudinal, dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa UAV tanpa menggunakan konsep sayap morphing lebih stabil statik setelah dilakukan analisis pada perangkat lunak Xflr5.