AbstrakHemiselulosa digunakan sebagai adsorben alternatif untuk adsorpsi Rhodamin B. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kapasitas adsorpsi hemiselulosa terhadap rhodamin B dengan optimasi massa adsorben dan pH larutan. Kapasitas adsorpsi hemiselulosa ditentukan dengan sistem dinamis dengan kecepatan 0,08 mL/menit melalui kolom berdiameter internal 8 mm dan menggunakan persamaan Thomas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyaknya zat warna Rhodamin B yang teradsorpsi pada adsorben hemiselulosa mengalami peningkatan dengan bertambahnya massa adsorben. Adsorben hemiselulosa dapat menyerap zat warna Rhodamin B paling baik pada massa adsorben 0,5 gram dan pH larutan 7,34, dengan kapasitas adsorben hemiselulosa sebesar 0,047 mg/g. Kata Kunci: Adsorben, hemiselulosa, rhodamin B, adsorpsi. AbstractHemicellulose adsorbents are used as an alternative to the adsorption of the Rhodamin B. This aim of this research is to determine the adsorption capacity of the cellulose toward rhodamine B by optimizing the amount of adsorbent and the pH of the solution. The adsorption capacity of cellulose is determined in a dynamic method with a flow rate of 0.08 mL/minutes through a column (8 mm id) and using the Thomas equation. The results showed that the amount of Rhodamin B adsorbed in the hemicellulose adsorbent increased with increasing adsorbent mass. Hemicellulose adsorbent can absorb Rhodamin B best at 0.5 gram adsorbent mass and solution pH 7.34, with hemicellulose adsorbent capacity of 0.047 mg /g.
Artikel ini melaporkan tentang analisis besi(II) dan nitrat secara simultan dengan Flow Injection Analysis (FIA). Metode ini menggunakan dua detektor yang dihubungkan dengan satu komputer. Flow Injection Analysis dirangkai dengan menghubungkan Three-Way Solenoid Valve, pompa peristaltik, detektor spektrofotometri dan potensiometri serta komputer. Sinyal FIA spektrofotometri didasarkan pada reaksi pembentukan senyawa komplek antara besi(II) dengan reagen 1.10-fenantrolin. Sinyal FIA potensiometri didasarkan pada keberadaan nitrat yang diperkuat dengan larutan ISA 2M ((NH4)2SO4). Salah satu parameter yang mempengaruhi metode ini yaitu volume reagen. Kinerja sistem injeksi alir didasarkan pada linieritas, limit deteksi, sensitivitas, keterulangan dan uji recovery. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume reagen yang optimum pada penentuan besi(II) dan nitrat yaitu 0,20 mL. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh dari analisis besi(II) yaitu menunjukkan nilai linieritas sebesar 0.997, sensitivitas sebesar 0.123, limit deteksi sebesar 0.016 ppm dan nilai ketelitian terendah 99.20% serta uji recovery sebesar 98.00%. Persamaan kurva kalibrasi yang diperoleh dari analisis nitrat yaitu menunjukkan nilai linieritas sebesar 0.999, sensitivitas sebesar -96.77 mV per dekade, limit deteksi sebesar 0.36 ppm dan nilai ketelitian terendah sebesar 98.22% serta uji recovery sebesar 96.00%. Kata Kunci: Besi(II), nitrat, penentuan simultan, FIA, spektrofotometri, potentsiometri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.