ABSTRAKSalah satu misi Balai Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung (TN Babul) adalah mengembangkan kelembagaan dan kemitraan/kolaborasi dalam rangka pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Untuk mengembangkan pengelolaan kolaborasi TN Babul, maka aktivitas-aktivitas Balai TN Babul sudah seharusnya mengarah kepada perwujudan misi pengelolaan kolaborasi sejak misi tersebut ditetapkan. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai fondasi pengelolaan kolaborasi TN Babul yang telah terbangun dalam mewujudkan misi tersebut di atas. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan wawancara dengan sejumlah informan kunci seperti aparat desa dan kecamatan, tokoh masyarakat, aparat instansi teknis terkait, dan staf dosen Universitas Hasanuddin. Data dianalisis dengan menggunakan model deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fondasi pengelolaan kolaborasi TN Babul (jaringan kerja, koordinasi, dan kerjasama dengan stakeholder lainnya) belum terbangun dengan baik. Kondisi ini akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian misi pengelolaan kolaborasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Kata kunci: TN Babul, Pengelolaan Kolaborasi, Pondasi kolaborasi TN Babul ABSTRACT One of the missions of Bantimurung Bulusaraung National Park (Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung -TN Babul) is to develop institutional and partnership/ collaboration in natural resources and ecosystems management. In terms of developing a collaborative management in TN Babul
ABSTRAKUntuk meningkatkan peran aktif masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan, manfaat jasa hutan khususnya aliran air untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka harus dimaksimalkan. Penelitian dilaksanakan untuk mengkaji potensi desa dengan sumberdaya hutan yang ada di dalamnya sebagai desa mandiri energi melalui pemanfaatan aliran air yang bersumber dari kawasan hutan. Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk : 1) memperoleh satu paket data potensi desa untuk pembangunan mikrohidro, 2) membangun instalasi mikrohidro dengan memanfaatkan tenaga air, 3) memperoleh satu paket data dampak potensial dari pembangunan mikrohidro terhadap tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat dengan baik. Metode penelitian yang digunakan adalah pengamatan langsung, wawancara dan analisis deskriptif. Berdasarkan kondisi lapangan, telah dibangun pembangkit listrik mikrohidro sebesar 10 KVA untuk memenuhi kebutuhan listrik 131 rumah tangga. Pengguna telah membentuk kelompok untuk secara bersama mengelola operasional turbin secara benar. Kehadiran listrik di desa telah memicu perubahan persepsi menjadi sangat positif terhadap sumber air yang mengalir dari kawasan hutan, meningkatkan partisipasi kolektif, kepedulian dan rasa memiliki dari masyarakat desa terhadap ekosistem hutan. Keywords: Microhydro, energy self-sufficient village, the utilization of water power from forest ecosystem I. PENDAHULUANAir merupakan salah satu komponen utama kehidupan. Karena itu Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada bulan Juli tahun 2010 menyatakan air sebagai bagian dari hak azasi manusia yang harus dipenuhi oleh negara (UNDESA, 2010). Dengan prediksi bahwa, populasi manusia pada 2050 akan meningkat menjadi 9 (sembilan) miliar dari angka 7 (tujuh) milyar pada awal abad 21, maka tanpa pengelolaan sumber air yang baik, krisis air akan terjadi di masa datang.Sehubungan dengan itu pengelolaan dan perlindungan terhadap sumber air harus menjadi perioritas utama. Salah satu bentuk dari pengelolaan dan perlindungan terhadap sumber air adalah membangun komunitas dan ekosistem hutan yang berpengaruh baik terhadap tata air. Namun, kelestarian hutan tidak dapat dipisahkan dari kondisi lingkungan sekitarnya, baik yang bersifat ekologis, maupun ekonomis serta sosial masyarakat yang berada di dalam wilayah suatu DAS yang memengaruhi terjadinya dinamika lanskap
Conflict of interest between management of Special Purpose Forest Area (KHDTK) with community surrounding the forest has caused KHDTK functions are not optimal. The approach through law enforcement has not been able to resolve the conflicts, so that mediation approach has been taken. This study aims to determine the impact of mediation approach on the community social capital around KHDTK Mengkendek. Data were collected through participatory action research (PAR) approach. Qualitative descriptive technique was used to analyse the data. The results showed that mediation approach in resolving conflicts in KHDTK Mengkendek had an impact on the community social capital around KHDTK. Level of trust of the surrounding community toward KHDTK Mengkendek manager is getting stronger. In addition, number of norms have been compiled and set forth in the text draft of forestry partnership agreement. A concept of Mengkendek KHDTK management network has started to be designed. The improvement of social capital of the community around KHDTK Mengkendek is expected to mitigate the conflict that occurs so that the function of KHDTK for research and development can be optimized.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.