Abdullah Azzam dikenal sebagai ideolog jihad modern di dunia dan menjadi rujukan utama kaum Mujahidin dalam melakukan aksi radikal. Ia meyakini surat al-Tawbah telah me-naskh lebih dari 120 ayat tentang perdamaian yang turun sebelumnya. Namun terdapat beberapa masalah pada kaidah naskh yang digunakannya. Pertama, kaidah naskh adalah pilihan pertama dan tidak menganggap adanya munasabah sebelum dilakukan naskh. Kedua, kaidah naskh yang digunakannya bertentangan dengan kaidah naskh ‘Ulum al-Qur`an yang berlaku. Ketiga, ia tidak konsisten dalam menggunakan kaidah naskh yang dibangunnya sendiri. Terbukti pada kesempatan lain ia masih menggunakan ayat yang dianggapnya telah mansūkh.Key Word: Abdullah Azzam, kaidah naskh, ayat-ayat jihad, studi kritis.
Persoalan perang dalam masyarakat Islam belakangan ini kembali menjadi problematis karena kini muncul kecenderungan kelompok-kelompok yang memahami perang sebagai sebuah gerakan ofensif atau menyerang. Pemahaman itu sangat mungkin didasarkan atas pembacaan terhadap ayat-ayat qitâl secara parsial. Kajian ini mencoba membaca ayat-ayat qitâl atau perang dari perspektif Qur’ani secara holistik –tidak hanya melalui pendekatan tafsir tapi juga Ushul Fikih–, yang dibingkai dengan pembacaan terhadap sejarah Islam, terutama dalam kaitannya dengan sejarah perang Nabi Muhammad dan juga dilihat dari perspektif prinsip-prinsip dakwah Islam itu sendiri, karena dengan begitu pembacaan terhadap ayat-ayat qitâl baru akan menjadi komprehensif dan tidak lagi sepotong-potong.
Pembacaan akan teori naskh kembali menjadi dilematis, ketika para pembaharu Islam seperti Ṭaha mencoba merekontruksi konsep konvensional yang digagas al-Suyūṭi. Usaha tersebut sangat mungkin didasarkan atas asumsi teori naskh konvensional tidak lagi mampu melahirkan hukum Islam yang relevan dengan konteks budaya kontemporer saat ini. Bukan tidak mungkin, teori naskh mampu mempengaruhi cara berfikir umat Islam, terlebih bagi pihak yang memahami jihād sebagai gerakan ofensif. Kajian ini mencoba mengkomparasikan teori naskh yang diusung oleh al- Suyūṭi dan Ṭaha dan kemudian menjadikan format baru, dengan mengambil keunggulan dan meligitimasi kekurangannya. Selanjutnya, diterapkan terhadap ayat-ayat jihād. Melalui bingkai pemahaman terhadap fase diwajibkan jihād, kajian asbāb al-nuzūl serta teori-teori dalam studi al-Qur'an akan menghasilkan pemahaman yang tidak setimpang dan lebih komprehensif terkhusus dalam konteks jihād.Key words: naskh, al- Suyūṭi, Ṭaha, jihād.
Al-Qur`an is a medium of interaction between God and humans by using Arabic. This interaction uses a variety of sentences, including an interrogative sentence. The interrogative sentence does not only function to ask for information but is intended for other purposes according to the context of the narrative. People who do not speak Arabic, how to understand the interactions contained in the Qur'an depends on the translation into their language. This study examines the Indonesian Ministry of Religious Affair’s translation of Istifhām verses with a focus on surah al-Baqarahjuz 1. The method used in this study is descriptive-analysis method witha translation theory for Istifhām verses or introgative sentences. This method is used to determine the consistency of the translation and the value represented in the translation. This study concludes that the translation is consistent in selecting equivalent words. Meanwhile, inconsistencies occur in the translation of the question word hamzah by thereason of more appropriate considered diction for the translation. Sometimes hamzah is translated using the question word "apakah (whether)", the particle "kah", "mengapa (why)", and "tidak (not)". In general, the 11 verses, the object of the author's study, are translated into the form of interrogative sentences. Keywords: Istifhām, translation, Al-Qur`an, tafsir
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.