Pendahuluan: Indonesia merupakan Negara terbanyak ke empat di dunia untuk jumlah penderita terbanyak diabetes mellitus setelah India, Cina dan Amerika Serika. Diabetes melitus merupakan suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat dari sejumlah faktor. Pasien dengan Diabetus Mellitus biasanya datang ke pelayanan kesehatan dengan komplikasi.
Metode: Metode penelitian dengan pemeriksaan kadar gula darah dan penyuluhan tentang diabetes mellitus, komplikasi dan penatalaksanaannya
Hasil: Pada kegiatan ini di dapatkan hasil pemeriksaan kadar gula darah 9 orang (20,5%) dalam kategori bukan DM, 26 orang ( 59%) dalam kategori belum pasti DM, dan 9 orang (20,5%) dalam kategori DM. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan kadar gula darah diharapkan lansia dan masyarakat sekitar panti dapat lebih menerapkan pola hidup sehat seperti mengontrol pola makan, melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan juga bisa mengontrol kadar gula darahnya dengan pemeriksaan yang teratur.
Kesimpulan: Bagi yang sudah terdeteksi menderita Diabetus mellitus diharapkan untuk selalu memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 1 bulan sekali.
Pendahuluan : End Stage Renal Disease (ESRD) menjadi salah satu penyebab kematian dinegara maju dan negara berkembang di mana permasalahan ESRD memerlukan terapi pengganti.Hemodialisis merupakan terapi yang dilakukan seumur hidup dengan frekuensi tindakan setiap 2-3 kali/minggu dan durasi yang dibutuhkan yaitu 4-5 jam dalam setiap satu sesi hemodialisis. Proses dialisis yang berkepanjangan akan menyebabkan stres dan dapat menimbulkan berbagai psikologis dan sosial yaang dapat menyebabkan gangguan psikologis. Pasien dengan hemodialisa jangka panjang akan menderita tekanan fisik dan mental.Fatique adalah perasaan subyektif yang tidak menyenangkan berupa keluhan yang paling sering dirasakan yaitu sebanyak 60-97% dari total pasien yang menjalani HD. Metode : Desain penelitian ini menggunakan two grup Pre post-test design dengan analisa data uji T dependen untuk data bivariat, dan distribusi frekuensi untuk data univariat sebelum dan setelah pemberian Foot Reflexology dan Back Massage di uji menggunakan instrumen Fatique Assament Scale FAS. Hasil : Terdapat 48 pasien yang mengalami nilai skala fatique. Setelah diberikan intervensi terjadi penurunan nilai skala fatiqueleep sebesar 1.32 dengan pvalue < 0,00. Simpulan : Dapat disimpulkan bahwa Foot refleksiologi dan back massage berpengaruh dalam menurunkan nilai skor fatique