Studi ini berfokus pada analisis tailwind penyebab go-around pada 38 bandara di Indonesia dalam periode Januari-Februari 2020. Dalam studi ini dilakukan perbandingan tailwind laporan pilot, tailwind observasi permukaan (10 m), dan tailwind pada ketinggian 1000 ft untuk mengetahui akurasi tailwind yang dilaporkan oleh pilot. Literatur menyebutkan bahwa angin kecepatan tinggi di troposfer bawah berkaitan dengan wind gust yang berasal dari awan cumulonimbus (Cb). Dengan dasar tersebut maka dilakukan analisis perbandingan laporan pilot terhadap keberadaan awan Cb sampai sejauh 40 km dari runway in use dengan menggunakan kombinasi kriteria brightness temperature difference (BTD) kanal IR1-IR2 dan brightness temperature (BT) kanal IR1 citra satelit Himawari-8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tailwind laporan pilot lebih besar daripada tailwind angin permukaan dan 1000 ft, serta kebanyakan tailwind laporan pilot tersebut berkaitan dengan potensi wind gust yang muncul dari awan Cb baik di sekitar atau di luar runway.Kata kunci: Cumulonimbus, go-around, tailwind, wind gust. AbstractAn Analysis of Go-Around-Causing Tailwind at 38 Airports in Indonesia in the Period of January-February 2020: This study focused on analyzing the tailwind that causing go-around at 38 airports in Indonesia in the period of January to February 2020. We made a tailwind comparison of the pilot report, surface observation (10 m), and observation of 1000 ft to determine the accuracy of the tailwind reported by the pilot. The literature stated that high-speed winds in the lower troposphere were related to wind gust coming from cumulonimbus (Cb) clouds, so we compared pilot report to the presence of Cb clouds as far as 40 km from the runway in use by using a combination of brightness temperature difference (BTD) IR1-IR2 channels and brightness temperature (BT) IR1 channel of Himawari-8 satellite imagery. The results showed that the tailwind of the pilot report was larger than the tailwind of surface and 1000 ft observations and most of the tailwind was related to the potential wind gust that emerged from the Cb clouds either around or outside the runway.Keywords: Cumulonimbus, go-around, tailwind, wind gust.
This study was focused on cumulonimbus (Cb) cloud prediction based on Integrated Forecast System (IFS) European Medium-Range Weather Forecast (ECMWF) model in the Flight Information Region (FIRs) Jakarta and Ujung Pandang. The Cb cloud prediction was calculated using convective cloud cover (CC) of the precipitation product. The model predictability was examined through categorical verification. The Cb cloud observation was based on brightness temperature (BT) IR1 and brightness temperature difference (BTD) IR1-IR2. The results showed that CC 50%' predictor was the best predictor to estimate the Cb cloud. The study in the period other than 2019 is suggested for the next research because Indian Ocean Dipole (IOD) is extreme that may affect the Cb cloud growth in the study area.
Dalam penelitian sebelumnya, pengaruh ElNino terhadap gelombang signifikan tidak mampu dianalisis dengan baik karena simulasi model yang digunakan tidak mencakup periode ElNino super. Oleh karena itu, kajian ulang perlu dilakukan dengan mempergunakan data yang mencakup periode ElNino super. Sebelum dilakukan analisis, penulis menilai akurasi gelombang signifikan model wavewatch III (WW3) dengan menghitung korelasi dan root mean square error (RMSE) terhadap data gelombang signifikan satelit altimeter. Pengaruh ElNino terhadap gelombang signifikan didapatkan dari nilai korelasi antara oceanic nino index (ONI) 3.4 dengan gelombang signifikan WW3. Penulis juga menghitung rasio antara komposit gelombang signifikan saat ElNino/LaNina serta ElNino super dengan gelombang signifikan saat normalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gelombang signifikan WW3 yang digunakan memiliki akurasi yang baik pada perairan Indonesia. El-Nino dan LaNina memiliki pengaruh yang kuat terhadap gelombang signifikan di Laut Jawa dan Selat Sunda pada periode Desember-Januari-Februari (DJF). ElNino (LaNina) dapat mengurangi (menambah) tinggi gelombang signifikan sampai 30% dari normalnya di Laut Jawa dan Selat Sunda. Pada kasus ekstrim, ElNino super mampu mengurangi tinggi gelombang signifikan sampai 50% terhadap normalnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.