<p>Cancer is one of the leading causes of death worldwide. In Indonesia every year 1: 3 women per 1000 population are affected by breast cancer. Breast cancer is a cancer that attacks most women. The incidence of breast cancer is currently estimated at 39 per 100,000 population in 2008. The purpose of this study was to determine the factors associated with the risk of female breast cancer in surgical outpatient poly patients at Dr. Achmad Mochtar, Bukittinggi City. This study uses descriptive analytic method with a case control approach. The sampling technique in this study was accidental sampling. The sample in this study were all women diagnosed with breast cancer, amounting to 50 cases and 50 controls with data processing through computerization. The instrument used in this study is a questionnaire. Data analysis was performed using Chi-Square test (α = 0.05). The results showed that the factors associated with the incidence of breast cancer were genetic (p = 0.009), menarche (p = 0.014), menopause (p = 0.016), hormonal contraception (p = 0,045), obesity (p = 0,043), and high food fat (p = 0.028). Conclusions of the study are factors related to the risk of breast cancer incidence are genetic, menarche, menopause, hormonal contraception, obesity and high-fat foods.<br /> </p><p>Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia setiap tahun 1:3 wanita per 1000 penduduk terserang kanker payudara. Kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak menyerang perempuan. Angka kejadian kanker payudara saat ini diperkirakan 39 per 100.000 penduduk pada tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko kanker payudara wanita pada pasien poli rawat jalan bedah di RSUD Dr. Achmad Mochtar Kota Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan metode <em>deskriptif analitik</em> dengan pendekatan <em>case control</em>. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah <em>accidental sampling.</em> Sampel dalam penelitian ini adalah semua wanita yang terdiagnosis kanker payudara, berjumlah 50 kasus dan 50 kontrol dengan pengolahan data melalui komputerisasi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner. Analisis data dilakukan menggunakan uji <em>Chi-Square </em>(α=0,05). Hasil penelitian menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara adalah genetik (p=0,009), <em>menarche</em> (p=0,014;), <em>menopause</em> (p=0,016), kontrasepsi hormonal (p=0,045), <em>obesitas </em>(p=0,043), dan makanan tinggi lemak (p=0,028). Simpulan penelitian adalah faktor yang berhubungan dengan risiko kejadian kanker payudara adalah genetik, <em>menarche, menopause,</em> kontrasepsi hormonal, <em>obesitas</em> dan makanan tinggi lemak.</p>
AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: 1) nama warna (hue) 2) gelap terang warna (value) 3) kerataan warna dan 4) perbedaan yang dihasilkan pada pencelupan bahan mori primisima menggunakan warna alam ekstrak daun lamtoro (leucaena leucocephala) dengan mordan kapur sirih sirih. Penelitian ini merupakan penelitian Eksperiment. Data yang digunakan adalah data primer yang bersumber dari 15 orang panelis, kemudian data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan bantuan SPSS (Statistikal Product and Service Solution) versi 16.0 dengan memakai rumus uji friedman K-related sample. Warna yang dihasilkan dengan teknik Pra-mordanting adalah Golden Sundance dengan volume terang dan kerataan warna sangat rata, Mordanting simultan (meta) adalah Golden Sundance dengan volume cukup terang dan kerataan warna cukup rata dan dengan teknik post-Mordanting adalah Golden rod dengan volume kurang terang dan kerataan warna sangat rata. Hasil analisis data yang diperoleh dari uji Friedman K-relatif sample untuk gelap terang warna (value) data yang diperoleh signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 = Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap gelap terang warna (value) akibat perbedaan teknik mordanting. Pada kerataan warna data yang diperoleh adalah 0,001 < 0,05 =Ho ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan akibat penggunaan teknik mordanting.Kata Kunci: mordanting, lamtoro, kapur sirih.AbstractThis study aims to describe: 1) the name of color (hue) 2) the darkness of color (value) 3) the uniformity of color and 4) the differences produced in dyeing the material of primisima using natural color leaves extract of lamtoro (leucaena leucocephala) with mordan lime betel betel This research is a Experiment. The data used are primary data sourced from 15 panelists, then the collected data is processed and analyzed with the help of SPSS (Statistikal Product and Service Solution) version 16.0 using the K-related sample friedman test formula. The color produced by the Pre-mordanting technique is the Golden Sundance with bright volume and very flat evenness, Mordanting simultan (meta) is a Golden Sundance with a fairly bright volume and fairly flat evenness and with post-Mordanting technique is a Golden rod with less bright volume and the color evenness is very flat. The results of data analysis obtained from the Friedman K-relative sample for dark colors (value) data obtained significance 0,000 <0.05 = Ho rejected, meaning that there is a significant effect on dark bright color (value) due to differences in mordanting techniques. On the color flatness of the data obtained 0.001 <0.05 = Ho is rejected. This means that there is a significant effect due to the use of mordanting techniques.Keywords: mordanting, lamtoro, betel lim.
This strengthening waste-based palm oil-cattle integration groups business program is a continuation of the development program in the 2013. It is intended to accelerate and increase production capacity through process technology improvements. The results of the activity show that the group's integrated waste processing business has developed well according to the installed capacity of Biourine A Plus and In-site Trychocompose (ITC) production. The implementation of activities is broadly in line with the target. The achievement of ITC production has been 56% of installed capacity but seen from the production trend has shown the direction towards actual capacity use. The income of group business has a significant increase that almost double. The constraints faced are mainly caused by fluctuations in the supply of the main raw materials (liquid waste and solid cages) as the cattle population changes. Follow-up efforts are to encourage changes in business orientation into a dual purpose: to maintain the balance of composition between male and female livestock, and expansion of partnerships of raw material input with the aim of non-group cattle farmers.
Penelitian ini bertujuan untuk menigkatkan kualitas hara biourin dari ternak sapi yang mendapat perlakuan trychoderma harzianum.Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan penelitian adalah P0 = 95% urin sapi + 5% empon-empon, P1= 94 % urin + 5% empon-empon +1% trychoderma Harzianum, P2 = 93%urin + 5 % empon-empon + 2% trychoderma Harzianum, P3 = 92% urin + 5 % empon-empon + 3% trychoderma Harzianum. Satu liter urin dicampurkan dengan empon-empon, urea dan trychoderma harzianum sesuai perlakuan. Semua bahan diaduk dan dimasukkan kedalam botol untuk difermentasi selama 21 hari. Setiap hari dilakukan pengadukan sebanyak 3 kali (jam 7.00, jam 13.0 dan jam 18,00). Setelah proses fermentasi berlangsung selama 21 hari, dilakukan pengamatan pH, bau , dan warna biourine, analisis kandungan C, N,P,K dilakukan di laboratorium BLHD kota Jambi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan trychoderma harzianumdapat merubah warna biourine yang dihasilkan. P0 berwarna coklat kehijauan 100%, P1 dan P2 coklat dan P3 berwarna coklat pekat (100%). Bau biourine dari perlakuan trychoderma harzianum berkurang dari sangat menyengat (100%) pada P0, menyengat pada P1, P2 dan P3 (100%). Perlakuan trychoderma harzianum nyata menurunkan pH biourine. Rataan pH 6,70 ± 2,49 dengan kisaran 5,2 – 9. perlakuan trychoderma harzianum sangat nyata (P<0.01) meningkatkan kandungan P biourin. Rataan P biourine 0,0803 ± 0,44 kisaran antara 0,027- 0,144 %. Perlakuan trychoderma harzianum tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap kalium biourine,rataan kalium adalah sebesar 0,01445 ± 0,0459 mg/l dengan kisaran 0,01303 –0,01602 %. perlakuan trychoderma harzianum berpengaruh nyata (P<0,015) terhadap kandungan nitrogen (N) biourin yan dihasilkan,rataan nitrogen biourin sebesar 0,0245 ± 0,019 dengan, kisaran antara 0,0213 – 0,0177. Kesimpulan penelitian adalahperlakuan terbaik dalam menghasilkan kualias biourine adalah trychoderma harzianum 3% (P3) Kata kunci : Biourin, trychoderma harzianum, hara
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.