This study aims to determine the effectiveness of using Problem Based Learning-based modules in the text review course. This study took a sample of 4th semester students of class A class A, Regional Language and Literature Department, State University of Surabaya. The research method used is descriptive quantitative method. Data collection techniques were carried out by distributing questionnaires, observations, and giving test questions for cognitive learning outcomes. The data analysis technique was carried out with One Group Pretest-Posttest Design, then the data was tested using the normality test and T-Test (Paired Samples T-Test). The results showed that the Problem Based Learning-based module was effectively used in the manuscript review course. This is evidenced by the progress of the average score from pretest to posttest, namely from 64.1034 to 73.5517. The minimum score in the pretest is 50.00, with the maximum score being 78.00. It is different with the posttest, the minimum score achieved by students is 60.00 and the maximum score is 85.00. On the basis of these advances, the Problem Based Learning-based module is effective for improving students' understanding and skills in the text review course.
Artikel penelitian ini ditulis untuk mengungkap bentuk perubahan yang terjadi kerena adanya alih wahana dari teks Kidung Sudamala menjadi pentas teater Kidung Sudamala oleh kelompok Trah Lasem. Teori transformasi yang dikemukakan oleh Riffatere dan Pradotokusumo digunakan untuk mencari wujud ekspansi dan eksep yang difokuskan pada unsur intrinsik berupa alur dan tokoh. Metode deskriptif kualitatif dipilih dalam penelitian ini karena data berupa kalimat yang didapat dari dua sumber berupa hipogram dan karya hasil transformasi akan dibandingkan dan dianalisis secara deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pentas teater Kidung Sudamala merupakan gambaran sederhana dari teks Kidung Sudamala bagian parwa I sampai parwa III saja dengan adanya penambahan dan pengurangan alur serta tokoh. Penambahan dan pengurangan tersebut merupakan bentuk penyesuaian yang dilakukan oleh sutradara karena perubahan media yang digunakan untuk menyampaikan cerita. Selain itu penambahan dan pengurangan juga menunjukkan kreatifitas pengkarya dalam upaya menyampaikan benang merah cerita dengan baik.; Kata Kunci: dramatisasi, transformasi, ekspansi, dan ekserp
Penanggalan Jawa merupakan salah satu wujud kebudayaan masyarakat lampau yang sudah sepatutnya untuk diketahui. Penanggalan tersebut tertulis dalam karya sastra lama yang berupa naskah dan dinilai sangat luhur. Salah satu contoh naskah yang berisi penanggalan Jawa adalah Serat Pawarsakan karya R. Ng. Ranggawarsita. Dalam naskah tersebut terdapat penanggalan Jawa mengenai hujan yang didasarkan pada hari Anggara Kasih. Namun sayangnya penanggalan Jawa terkait hujan ini tidak banyak diketahui oleh masyarakat Jawa, terlebih para pemuda generasi milenial. Padahal dengan hari Anggara Kasih tersebut dapat mengungkap berbagai hal di sekeliling yang berkaitan dengan alam. Hal tersebut antara lain adalah bencana banjir dan penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat beserta obatnya. Di luar naskah Anggara Kasih memiliki mitos yang cukup kental dan dipercaya oleh masyarakat tertentu, utamanya berkaitan dengan turunnya hujan. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk: (1) Mengetahui hujan berdasarkan hari Anggara Kasih dalam Serat Pawarsakan, dan (2) Mengetahui mitos hari Anggara Kasih bagi masyarakat Jawa. Dengan objek penelitian berupa naskah maka penelitian ini bersifat kualitatif dan menggunakan teori serta pendekatan filologi untuk mengungkap hujan di dalam Serat Pawarsakan. Sedangkan untuk mengungkap mitos digunakan pendekatan antropologi. Dalam ranah filologi Serat Pawarsakan dideskripsikan, ditransliterasi, diterjemahkan, dan selanjutnya disunting. Data dalam naskah berupa teks yang berkaitan dengan tujuan penelitian dicatat dan selanjutnya dianalisis. Kemudian mengenai mitos hari Anggara Kasih akan dikaji dengan cara studi pustaka di luar naskah dan dilengkapi dengan wawancara. Hal ini untuk mengungkap makna yang tersimpan pada hari Anggara Kasih dalam perspektif orang Jawa. Data yang didapatkan adalah hari Anggara Kasih pada setiap bulannya memiliki makna tersendiri sebagai penanda musim. Adapun tanda tersebut adalah berupa datangnya musim kemarau atau penghujan, puncak musim penghujan, maupun pergantian musim. Hal ini selaras dengan mitos yang berkembang di masyarakat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.