Kemoterapi merupakan terapi kanker yang paling banyak digunakan pada anak. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada anak yang menjalani kemoterapi. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 8-18 tahun yang menjalani kemoterapi berjumlah 101 orang di tiga rumah sakit pemerintah di Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin (p= 0,021), nyeri (p= < 0,001), kualitas tidur (p= 0,046), dan depresi (p= < 0,001) dengan kelelahan pada anak yang menjalani kemoterapi. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat tiga faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan, yaitu kadar hemoglobin, nyeri, dan depresi. Perawat perlu melakukan pengkajian terhadap faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengurangi kelelahan pada anak. Kata Kunci : Anak, Kelelahan, Kemoterapi,
LATAR BELAKANG : Kanker merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang semua golongan umur termasuk anak-anak. Anak yang menderita kanker, harus menjalani berbagai pengobatan untuk dapat mematikan sel-sel kanker yang ada ditubuh mereka. Salah satu efek samping dari pengobatan yaitu kelelahan yang dapat menyebabkan kualitas hidup pada anak dengan kanker terganggu. TUJUAN : Tujuan penelitian ini untuk mengindentifikasi apakah kelelahan dapat memengaruhi kualitas hidup pada anak dengan kanker METODE : Jenis penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berusia 2-18 tahun sebanyak 45 orang yang berada di Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Riau. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling. Kelelahan dan kualitas hidup pada anak dengan kanker diukur dengan menggunakan PedsQoL Multidimensional Fatigue Scale dan PedsQoL Generic 4.0. Analisis data menggunakan uji spearman rank. HASIL : Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan kelelahan terhadap kualitas hidup pada anak dengan kanker (p value = 0.031), serta menunjukkan rerata skor kelelahan yang dialami anak dengan kanker yang menjalani pengobatan yaitu 46.80 (semakin tinggi skor kelelahan semakin ringan kelelahan yang dirasakan), sedangkan kualitas hidup sebanyak 34 orang (75.6%) anak kanker memiliki kualitas hidup terganggu. Hasil penelitian ini diharapkan mampu membantu dalam meningkatkan kualitas hidup pada anak dengan kanker untuk mengurangi terjadinya kelelahan akibat dari pengobatan yang dijalaninya yang dapat memengaruhi kualitas hidup pada anak KESIMPULAN : Terdapat hubungan secara signifikan kelelahan dengan kualitas hidup pada anak dengan kanker yang menjalani pengobatan
Talasemia merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh anak, anak dengan talasemia akan menjalani pengobatan dalam waktu yang lama dan dapat memengaruhi kualitas hidupnya. Berbagai faktor memengaruhi pada kualitas hidup anak talasemia salah satunya yaitu dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup anak dengan talasemia. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan desian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 84 orang yaitu 42 anak usia 5-17 tahun dan 42 orang keluarga yang diambil menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu kuesioner dukungan keluarga dan PedsQL untuk kuesioner kualitas hidup. Data di analisis secara univariat dan bivariat. Uji univariat menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan uji bivariat menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukkan usia anak mayoritas 6-12 tahun berjumlah 28 orang (66,7%), sebagian besar berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang (59,%), tingkat pendidikan anak mayoritas SD berjumlah 29 orang (69.5%) dan mayoritas terdiagnosa kategori lama berjumlah 28 orang (66.7%). Hasil uji korelasi didapatkan p value = 0,543 ( > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kualitas hidup anak dengan talasemia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya dukungan keluarga yang dapat memengaruhi kualitas hidup anak dengan talasemia terdapat beberapa faktor lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan agar meningkatkan kualitas hidup anak dengan memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua dan anak
Disease is an abnormal condition in the body that causes body misalignment. There are various types of diseases that threaten humans, both parents and children. This disease can be caused by germs, bacteria, viruses, toxins, organ failure to function, and also by inherited/hereditary diseases. The difficulty of parents to find out the disease suffered by their children is one of the problems of parents today. So, we need a system to help with this predicament. The purpose of making this application is to provide information quickly and accurately in solving problems to help consult about diseases in toddlers aged 0-5 years. In addition, to find out ways to make programs that are expert systems using programming languages for artificial intelligence applications, namely PHP and Mysql, the certainty factor method is applied in web form. Using the certainty factor method is a decision-making strategy that starts from the section premise to conclusion. The result of system implementation is that the user chooses from the symptoms that already exist in the system based on the existing symptoms then processed, from the process the system provides information on diseases in children suffered by toddlers. From the results of testing this expert system has been able to diagnose diseases in children. After the diagnosis, the types of diseases and solutions will appear. Diagnosing disease in children by using this certainty factor is expected to make it easier to diagnose disease in children
Gadgets are used by all people including preschool children. The use of gadgets in the pre-school increase every year and can make the child social behavior is impaired because addicted to gadget duration play with more than 1 hour. This study aims to see the long relationship between the use of gadgets and the social behavior of pre-school children. This type of research is quantitative using a description of correlation design with a cross-sectional approach. The sampling technique used was consecutive sampling with a sample of 76 respondents. The data collection tool used is a questionnaire. The results of this study indicate that as many as 46.1% of children use gadgets more than 1 hour every day and 27.6% of children have bad socialization behavior. Chi square correlation test results obtained = 0.003 (p <0.05), which means that there is a significant relationship between the duration of the use of gadgets and the social behavior of pre-school children in TK Negeri Pembina 3 Pekanbaru. The results of this study are expected to provide knowledge to parents who have pre-school children to limit children in using gadgets.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.