Bencana banjir yang terjadi di kabupaten Pekalongan pada Februari 2021 disebabkan oleh tingginya intensitas hujan selama satu minggu dengan curah hujan >50 mm/hari dan pasang surut air laut akibat rob yang mencapai 0,9-1,1 meter.permasalahan lain akibat banjir kabupaten Pekalonganadalah perubahan tata guna lahan, penurunan tanah (land subsidence), sampah, erosi-sedimentasi, serta faktor operasi dan pemeliharaan. Kerugian akibat bencana banjir menyebabkan kerugian material, bangunan hingga lumpuhnya kondisi lalulintas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data dengan deskriptif kualitatif dengan menggambarkan pemahaman, pendekatan studi/ penelitian dengan observasi dilapangan. Penanganan banjir yang sudah dilakukan adalah dengan menambah pintu sorong darurat pada drainase, pengadaan pompa air mobile kapasitas 250 liter/detik, tanggul CCSP (Corugated Concrete Sheet Pile), rehabilitasi pintu air Sungai Bremi, pembangunan rumah pompa Mrican kapasitas 8x2 m3/detik, dan pembangunan tanggul tanah Silempeng sepanjang 2.200 meter. Adapun penanganan darurat yang dilakukan ketika banjir Februari 2021 adalah dengan pembukaan Long Storage Silempeng- Sengkarang dan penyiapan sandbag serta karung-karung besar untuk penanganan darurat. Keywords: Banjir, Pekalongan, , Penanganan,Rob
Masa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kondisi berbagai sektor kehidupan salah satunya adalah sektor konstruksi. Proyek konstruksi dermaga yang harus tetap berjalan mengharuskan adanya penambahan protokol kesehatan pada penerapan K3 untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta tindakan pengawasan dan pengendalian penerapan K3/prokes di area proyek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan K3/prokes serta tindakan pengawasan dan pengendalian penerapan K3/prokes terhadap proyek. Dari hasil pengolahan data kuisioner, penerapan K3/prokes telah diterapkan termasuk tindakan pengawasan dan pengendalian terhadap penerapan K3/prokes, sanksi terhadap pelanggaran prokes di area proyek. Penelitian ini juga mengemukakan bahwa penerapan K3/prokes serta tindakan pengawasan dan pengendalian penerapan K3/prokes memiliki hubungan antar variabel sesuai yang terinterpretasi melalui persamaan Y=59.013+0.743X1+0.244X2 serta secara simultan memberikan pengaruh sebesar 16.90% terhadap pelaksanaan proyek.
Laboratory triaxial compression tests were carried out to investigate the mechanical behavior of dense sand and geogrid-reinforced granular soils. The tested sand having its mean particle size (D50) equal to 0.6 mm was adopted. Three geogrids with different longitudinal and transverse nominal strengths were used. The dimensions of the cylindrical soil specimen were 70 mm (diameter) × 160 mm (height). The relative density was equal to 70% for all tests. The reinforced sand specimens with one or two geogrid layers were sheared under effective confining pressures (σ′3) equal to 50 kPa. The test results of unreinforced sand indicate the general stress-strain behavior of dense sand when sheared, whereas the deviatoric stress reaches its peak value, after which it gradually decreases to ultimate value (σ1 - σ3)ult. The difference of effective confining pressure indicates that the peak of deviatoric stress Δσd = (σ1 - σ3) increases with the increase in effective confining pressure (σ′3), while the peak principal stress ratio (σ′1/σ′3) decreases with the increase (σ′3). The friction angle (ϕ′)and cohesion (c′), defined by analytical and graphical methods for unreinforced sand. Geogrid as reinforcement increasing peak shear strength. The increasing peak shear strength is more pronounced with a higher number of geogrid and the geogrid with higher stiffness. Increased in confining stress inside reinforced soil mass (Δσ3R) can be interpreted by cohesive reinforced soil (CR).
Program penyedian air minum dan sanitasi (PAMSIMAS) merupakan salah satu program pembangun infrastruktur pemerintah dalam memenuhi kebutuhan akses sarana air minum dan sanitasi masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui dan mengevaluasi pelaksanaan program PAMSIMAS di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara, Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja pada pelaksanaan program PAMSIMAS. Dari kendala-kendala tersebut dapat diketahui faktor-faktor untuk mengembangkan sarana air minum, Untuk mengetahui strategi pengembangan PAMSIMAS di Kecamatan Kalinyamatan pada tahun berikutnya.Fokus penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengembangan program PAMSIMAS yang mengacu pada beberapa variabel yaitu pelaksanaan program (X1), fungsi program (X2) dan rencana kedepan program (Y) di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Metode penelitian ini dilakukan dengan survey dilapangan dan menyebar angket/kuesioner. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hubungan antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel pengikat yaitu variabel Y dimana perolehan skor ketiga variabel teresbut sangat berpengaruh besar terhadap pengembangan akses sarana air minum di Kecamatan Kalinyamat Kabupaten Jepara. Variabel pelaksanaan program dengan variabel fungsi program PAMSIMAS memiliki prosentase sebesar 23% untuk pengembangan Sarana Air Minum (SAM), sisanya 67% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian ini. Dari hasil uji regresi linier berganda diperoleh persamaan yaitu Y = 25,699 + 0,182 x X1 + 0,165 x X2. Strategi untuk mengembangkan PAMSIMAS di Kecamatan Kalinyamatan dalam variabel rencana kedepan adalah perlunya meningkatkan fungsi program PAMSIMAS karena masih memiliki nilai positif hanya sebesar 0,165 atau 16,5%. Jika dibandingkan dengan variabel pelaksanaan program PAMSIMAS memiliki nilai positif sebesar 0,182 atau 18,2%
Pemilihan metode kerja Erection girder yang tepat dan efektif akan mendukung pekerjaan di proyek. Proyrk percepatan menuntut kontraktor dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Kondisi proyek dan cuaca berakibat pekerjaan erection girder tidak dapat dikerjakan secara frontal dan jika tidak diberikan solusi yang tepat maka akan berakibat tidak tercapainya target waktu pekerjaan. Penelitian kuantitatif dengan studi kasus memerlukan data berbentuk kuantitatif (angka), pembahasan dilakukan dengan membandingkan biaya, waktu, resiko dan kelebihan kekurangan dari masing masing metode kerja. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, adalah: Pemakaian Metode Kerja Beam Launcher biaya sebesar Rp. 1.115.049.012,00, sedangkan Crawler Crane biaya sebesar Rp. 218,670,575.90. Sementara dilihat dari segi waktu, pemakaian metode Crawler Crane dapat dilaksanakan selama 11 hari, sedangkan Launcher dapat dilaksanakan selama 38 hari. Meski demikian metode Beam Launcher dipilih untuk proyek jembatan Kedawung ini, disebabkan jembatan tersebut melintas di atas jalan TOL Semarang – Batang yang berakibat fatal apabila dilakukan penutupan total.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.