<p><strong>Abstrak</strong> - Salah satu teknologi peralatan perang saat ini adalah Penggunaan Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), baik untuk pemantauan udara maupun sebagai senjata pemusnah dimana PTTA dapat membawa senjata atau sebagai senjata itu sendiri (kamikaze). Objek penelitian dalam artikel ini adalah sejarah penggunaan PTTA dalam perang modern oleh beberapa negara dengan studi kasus penggunaan PTTA milik Amerika Serikat, Israel, Turki dan China di beberapa wilayah konflik serta persiapan militer Indonesia dalam memanfaatkan PTTA tersebut. Kerangka teori yang dipakai adalah teori kekuatan udara dan terori organisasi. Dalam artikel ini digunakan metode penelitian historis dengan menggunakan data sekunder yaitu dari jurnal dan berita berita dari media online. Dari peperangan atau konflik di beberapa negara, digunakan pesawat terbang tanpa awak, dapat dibuktikan efektivitas dari penggunaan PTTA tersebut. Kementerian Pertahanan Indonesia telah membuat kebijakan untuk penggunaan pesawat terbang tanpa awak (PTTA) dalam beberapa operasi militer dan non militer satuan pasukannya, baik dengan menggunakan PTTA produk dalam negeri maupun luar negeri. Kemandirian industri pertahanan PTTA sangat didorong dengan adanya konsorsium pembuatan <em>Medium Altitude Long Endurance</em> (MALE) Elang Hitam.</p><p><strong>Kata Kunci: </strong>industri pertahanan, operasi militer, operasi non militer, Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA), perang modern</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.