Penggunaan metode biologi molekular seperti PCR dapat mempercepat diagnosis demam tifoid serta memiliki tingkat sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi, namun sampel yang berasal dari kultur darah mengandung Sodium polyanethole sulfonate (SPS) yang merupakan inhibitor bagi proses PCR. Proses eliminasi SPS terdapat pada tahap ekstraksi DNA sehingga perlu dipilih metode yang tepat untuk mengekstraksi sampel kultur darah agar proses PCR berhasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil ekstraksi DNA Salmonella typhi dari kultur darah menggunakan metode Spin column dan Alcohol based. Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental, dengan membandingkan ekstraksi DNA dari dua metode tersebut ditambah dengan pengenceran sampel 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4 untuk meminimalkan potensi SPS. Hasil ekstraksi kemudian di PCR dan divisualisasikan dengan elektroforesis gel agarose serta didukung dengan pemeriksaan bakteriologis isolat s.typhi pada kultur MCA, uji API 20E dan uji serologi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa metode Alcohol based berhasil dalam mengekstraksi sampel kultur darah dan menghasilkan band elektroforesis yang jelas hingga pengenceran 10-4 namun metode Spin column gagal karena tidak menghasilkan band elektroforesis bahkan hingga pengenceran 10-4, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa metode Alcohol based lebih cocok digunakan untuk mengekstraksi sampel kultur darah dibandingkan metode Spin column.
Demam tifoid merupakan beban kesehatan masyarakat yang signifikan di negara berpenghasilan rendah yang disebabkan oleh Salmonella enterica serotype typhi (S.typhi). Manifestasi klinis demam tifoid bervariasi dan tidak spesifik, sehingga membuat diagnosis menjadi sulit. Dengan menggunakan oxgall untuk pra-inkubasi sebagai media kultur selektif sebelum amplifikasi Real-time PCR (RT-PCR) pada wholeblood menghasilkan diagnostic yang cepat dan sensitif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja oxgall sebelum amplifikasi RT-PCR untuk deteksi Salmonella sp . Sebelum proses pengambilan sampel, dilakukan optimasi spike sampel untuk mengetahui bahwa reagen yang digunakan baik untuk spesimen klinis. Dalam proses sampel, sampel wholeblood diambil dari 30 pasien dengan positif Widal tes. Sampel darah vena dari pasien demam tifoid diambil pada hari diagnosis; 5 ml untuk kultur darah, dan 5 ml untuk RT-PCR. Bakteri ditanam di oxgall 10% (standar mikrobiologi laboratorium klinik) dan diinkubasi selama 6 jam (37 ° C) sebelum DNA bakteri diisolasi untuk deteksi RT-PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reagen RT-PCR baik digunakan untuk sampel klinis dan kultur darah lebih baik daripada RT-PCR dengan menggunakan oxgall (hasil kultur darah positif lebih dari 24 jam). Hal ini menunjukkan bahwa harus ada penelitian lebih lanjut mengenai durasi inkubasi dan konsentrasi oxgall pada RT-PCR dan pemilihan sampel klinis.
Filariasis yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Pemeriksaan mikroskopis darah sebagai gold standard memiliki beberapa kelemahan, sehingga diagnosis klinis berbasis Biologi Molekuler mulai dikembangkan, khususnya metode Real-Time PCR. Pada penelitian ini untuk mencapai hasil terbaik dilakukan optimasi terhadap volume templat DNA dan jumlah siklus amplifikasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui berapa volume templat DNA dan jumlah siklus amplifikasi yang optimum untuk deteksi Wuchereria bancrofti dengan menggunakan metode Real-Time PCR. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Desain penelitian yang dilakukan yaitu dibuat matriks terhadap volume templat DNA dan jumlah siklus amplifikasi yaitu 2;30, 3;30, 4;30, 2;35, 3;35, 4;35, 2;40, 3;40, 4;40, kemudian dilakukan pemeriksaan dari produk templat DNA Wuchereria bancrofti. Analisis data menggunakan grafik hasil amplifikasi berupa nilai Ct (cycle threshold). Dari hasil penelitian menunjukkan kondisi optimal untuk volume templat DNA adalah 2µL, sedangkan untuk jumlah siklus amplifikasi adalah 35 siklus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.