This is a PDF file of an article that has undergone enhancements after acceptance, such as the addition of a cover page and metadata, and formatting for readability, but it is not yet the definitive version of record. This version will undergo additional copyediting, typesetting and review before it is published in its final form, but we are providing this version to give early visibility of the article. Please note that, during the production process, errors may be discovered which could affect the content, and all legal disclaimers that apply to the journal pertain.
ABSTRAKPenerapan SNI pada dasarnya bersifat sukarela, namun untuk keperluan melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi nasional, dan pelestarian fungsi lingkungan hidup, pemerintah dapat menetapkan regulasi teknis dengan memberlakukan SNI tertentu secara wajib. Untuk mendorong keberhasilan penerapan regulasi teknis ini perlu dianalisis kinerja dan respon industri terhadap peraturan pemberlakuan SNI wajib. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data primer dikumpulkan dari survei ke 14 perusahaan. Sementara data sekunder bersumber dari Badan Pusat Statistik. Hasil analisis menunjukkan kinerja industri antara tahun 2013 -2014 (sebelum dan setelah pemeberlakuan SNI wajib) mengalami perubahan dalam hal: 1) terjadi kenaikan dalam jumlah industri, barang modal tetap, nilai input dan output naik, tetapi jumlah tenaga kerja mengalami penurunan; 2) respon industri memperlihatkan tidak terdapat kesulitan untuk menerapkan SNI wajib, namun demikian masih banyak industri yang mengeluhkan biaya sertifikasi yang tinggi dan prosesnya yang lama. Walaupun ada indikasi pemberlakuan SNI meningkatkan kinerja namun penting dicermati akan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja industri antara periode 2013-2014, misalkan penurunan harga komoditas global dan dinamika harga bahan baku dalam negeri. Kata Kunci: kinerja industri, respon industri, SNI wajib. AbstractThe application of SNI is essentially voluntary, but for the purposes of protecting the public interest, state security, national economic development, and conservation of environmental functions, the government may enact technical regulations by applying certain SNIs compulsorily. To encourage the successful implementation of this technical regulation, it is necessary to analyze the performance and the industrial response to the regulation of compulsory SNI implementation. This research uses a quantitative approach. Primary data were collected from the 14 companies survey. While the secondary data comes from the Central Bureau of Statistics. The results show that industry performance between 2013 -2014 (before and after mandatory SNI compulsory) has changed in the case of: 1) there is an increase in the number of industries, fixed capital goods, the value of inputs and output rises, but the amount of labor has decreased; 2) industry response shows that there is no difficulty to apply mandatory SNI, but still many industries complain about high certification costs and the long process. Although there are indications of SNI enforcement to improve performance, it is important to observe other factors affecting industrial performance between 2013-2014 period, such as decreasing global commodity prices and domestic raw material price dynamics.
Perbaikan tingkat kesejahteraan telah mengakibatkan meningkatnya berbagai macam penyakit degeneratif, salah satunya obesitas. Telah dipercayai bahwa bahwa pangan fungsional dapat mencegah atau menurunkan kemungkinan terjadinya obesitas. Pangan fungsional sangat prospektif untuk dikembangkan di Indonesia, juga mempunyai peluang dalam perdagangan ekspor. Pengembangan pangan fungsional perlu didukung dengan jaminan kualitas, keberterimaan dan perlindungan produk melalui penerapan standardisasi. Saat ini belum ada regulasi dan Standar Nasional Indonesia (SNI) pangan fungsional yang dapat digunakan untuk landasan pengembangan pangan fungsional. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pangan fungsional untuk membantu mengurangi resiko obesitas. Penelitian ini menggunakan metode <em>Framework for Analysis, comparison, and Testing of Standards</em>/FACTS. Hasil penelitian ini adalah usulan parameter standar pangan fungsional untuk membantu mencegah resiko obesitas yang meliputi 36 variabel parameter yang dirangkum dan dikelompokkan dalam 6 faktor utama yaitu 1.) Faktor Metode pembuatan pangan fungsional 2.) Faktor komponen dan manfaat pangan fungsional untuk membantu mengurangi resiko obesitas 3.) Faktor bentuk dan pola makan pangan fungsional 4.) Bukti khasiat pangan fungsional 5.) Faktor label dalam kemasan pangan fungsional 6.) Faktor parameter kualitas dan keamanan pangan fungsional. Variabel komposisi utama dan faktor kualitas pangan fungsional untuk membantu mencegah resiko obesitas ditentukan berdasarkan parameter total kalori (maksimal 1200 kkal), total karbohidrat (maksimal 360 kkal), protein (minimal 480 kkal), lemak (maksimal 360 kkal) dan serat (minimal 72 kkal).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.