Pendidikan merupakan salah satu hal penting sehingga mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan kualitas layanan pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan dan pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia yaitu dengan diaplikasikannya sistem zonasi terhadap proses penerimaan peserta didik baru. Ketentuan sistem zonasi dimuat dalam Permendikbud Nomor 14 Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan penilitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Disebut penelitian deskriptif karena bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan suatu obyek dan subjek penelitian. Dilihat dari besarnya jumlah peminat yang masuk ke MTs Nurul Huda dan dari sudut prestasi, MTs Nurul Huda dapat dikategorikan sebagai salah satu madrasah yang memiliki daya saing tinggi. Salah satunya yaitu kepimpinan kepala sekolah yang efektif dan inovatif, sarana yang memadai, kualitas pendidik yang memenuhi standar dan dikembangkannya berbagai inovasi pembelajaran. Dengan sistem zonasi ini MTs. Nurul Huda tahun ini telah memaksimalkan kekuatan madrasah untuk memberikan kepercayaan kepada masyarakat dan membuat MTs. Nurul Huda ini lebih unggul dari sekolah lain.
This study aims to analyze the learning management system as a risk mitigation for Covid 19 at an early childhood education institution in Probolinggo Regency. The research method used is a qualitative case study type. In order to get an overview of the Learning Management System Learning as Covid Risk Mitigation in early childhood, the researchers mingled directly in the implementation of learning and made observations and documented learning activities at the institution. Interviews were conducted with principals and teachers. The results of the study indicate that teacher innovation using a learning management system is carried out through; parental involvement, use of online media, selection of materials, assessment, and follow-up. This study implies that teachers must have innovation and creativity in managing their learning according to the targets they have set to generate total motivation and intelligence of students.
ABSTRAKMengajar tidak hanya transfer ilmu pengetahuan kepada siswa tetapi juga bagaimana guru mampu membimbing dan membina agar materi yang diterima siswa mewarnai perilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif karena pendekatan ini relevan digunakan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang pemibinaan bengkel shalat dan laboratorium al-Quran. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) langkah yang dilakukan kepala MAN 2 Pamekasan dalam meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan bengkel shalat dan laboratorium al-Quran; (2) peran guru dalam meningkatkan kompetensi siswa melalui pembinaan bengkel shalat dan laboratorium al-Quran di MAN 2 Pamekasan; dan (3) faktor-faktor pendukung dan dalam meningkatkan kompetensi siswa. Hasil penelitian: 1) langkah yang dilakukan kepala sekolah; a) melakukan pembinaan guru; b) metode pembelajaran bervariasi; c) kelengkapan fasilitas: 2) peran guru dalam membina siswa; a) pembinaan shalat; b) pembinaan ngaji; c) pembinaan moral: 3) faktor pendukung; a) faktor guru; b) faktor siswa; dan c) faktor fasilitas. ABSTRACTTeaching is not only the transfer of knowledge to students but also how teachers are able to guide and guide the material that students receive coloring their behavior in daily life. This study used a descriptive qualitative approach because this approach is relevant to be used to gain an in-depth understanding of prayer workshop and the Koran laboratory. The method is used in collecting data are observation, interviews and documentation. The purpose of this study was to find out: (1) the steps is taken by the head of MAN 2 Pamekasan in improving student competence through prayer workshop and al-Qur'an laboratory development; (2) the role of the teacher in improving student competence through prayer workshop and al-Qur'an laboratory development in MAN 2 Pamekasan; and (3) supporting factors and in improving student competence. Research results: (1) steps is taken by the principal; a) conduct teacher training; b) learning methods vary; c) complete facilities: 2) teacher's role in fostering students; a) prayer formation; b) teaching guidance; c) moral guidance: 3) supporting factors; a) teacher factor; b) student factors; and c) facility factors.
Abstrak: Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Dalam pemilihan sumber data menggunakan purposive sampling karena pertimbangan tertentu. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa: Pertama, motivasi baca siswa SMKN 1 Omben masih tergolong rendah, yang disebabkan oleh banyak faktor, yaitu: faktor letak geografis (pedesaan); paradigma orang tua termasuk masyarakat pada umumnya; orang tua perantau (TKI/TKW); kurangnya kesadaran siswa; kurangnya hubungan atau kerjasama antara orang tua dengan sekolah; pengaruh perkembangan teknologi. Kedua, ada dua peran guru dalam meningkatkan motivasi baca siswa: peran sebagai motivator dan peran sebagai fasilitator, guru memberikan atau menyediakan berbagai fasilitas yang dapat memudahkan siswa dalam proses belajar. Ketiga, implementasi literasi sebagai kegiatan yang wajib untuk berkunjung ke perpustkaan sekolah selama 35 menit sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh pihak pengelola perpustakaan. Tujuannya untuk menumbuhkan kesadaran siswa tentang pentingnya membaca dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.Kata Kunci: Motivasi, membaca, Literasi Abstract:This research uses a qualitative approach. The data collection method uses observation, in-depth interviews and documentation. In selecting data sources using purposive sampling because of certain considerations. Based on the results of the study, that: First, the motivation to read SMKN 1 Omben students is still relatively low, which is caused by many factors, namely: geographical location factors (rural); the paradigm of parents including society in general; immigrant parents (TKI/TKW); lack of student awareness; lack of relationship or cooperation between parents and school; the influence of technological development. Second, there are two roles of the teacher in increasing students' reading motivation: the role of a motivator and the role of a facilitator, the teacher providing or providing various facilities that can facilitate students in the learning process. Third, the implementation of literacy as a mandatory activity to visit the school library for 35 minutes in accordance with the schedule determined by the library manager. The aim is to foster student awareness of the importance of reading and to broaden scientific insights.Keywords: Motivation, Read, Literacy
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.