<p><em>Revolusi fisik terjadi dari tahun 1945-1950, berawal dari ketidak inginan bangsa asing untuk melepaskan Indonesia. Meskipun Indonesia telah merdeka, tetapi bangsa asing tetap ingin menguasai kembali. Salah satunya Bengkulu, yang memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti tambang emas dan lainnya. Bengkulu juga mempunyai tokoh pemuda yang sangat membela kemerdekaan Indonesia di tanah Bengkulu. Nawawi Manaf merupakan tokoh pejuang kemerdekaan. Semangat dalam mempertahankan kemerdekaan dan anti penjajah membuatnya terus melawan penjajah. Hingga Nawawi Manaf diberi amanah untuk memimpin berbagai organisasi kemerdekaan. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana peran letnan I Nawawi Nanaf pada masa awal kemerdekaan Indonesia, dan masa agresi militer Belanda I dan II di Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap peran Letnan I Nawawi Nanaf dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia di Bengkulu. Metode penulisan yang digunakan adalah metode Historis, dengan menggunakan lengkah-langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara menyeluruh perjuangan Nawawi Manaf di awal kemerdekaan dilakukan dengan berbagai cara, untuk meyakinkan bahwa Indonesia telah merdeka di tanah Bengkulu. Letnan I Nawawi Nanaf berperan dalam perjuangan melawan perang Agresi Militer Belanda I & II di Bengkulu dan memimpin berbagai petempuran sebagai komandan Batalyon XXVI.</em></p>
This study discusses the Kedurei Agung Traditional Ceremony as the cultural identity of the Curup community in 200-2018. This study aims to strengthen the identity of the Kedurei Agung Traditional Ceremony as the culture of the Curup City community in 2000-2018. Cultural identity is a basic awareness of the special characteristics of a person’s group in terms of living habits, customs, language, and values, meanwhile the Kedurei Agung Traditional Ceremony is one of the traditional ceremonies that has been carried out for a long time by the people of Curup City as respect for ancestors who have passed down the culture and built Curup City. The Kedurei Agung Traditional Ceremony is carried out with the condition that the Corner Prayer is carried out one day before the Kedurei Agung Traditional Ceremony is held. In its implementation, the people of Curup City also offer various harvests that are harvested during the harvest season, the harvests will be distributed and eaten together which indicates the prosperity and welfare of Curup City. The research process was carried out using the historical method with four stages, namely heuristics, source criticism, interpretation, historiography. Data was collected by using literature study, observation, and interview methods. A literature study was conducted on several literatures related to the research topic, observations were made in Curup City, and interviews were conducted with the Curup City Government and the Rejang Lebong District Customary Council. The results show that the Kedurei Agung Traditional Ceremony is a strong cultural identity for the people of Curup City. This is because the Kedurei Agung Traditional Ceremony is an annual event that is routinely carried out by the people of Curup City as a sign of respect for the ancestors and a symbol of the prosperity of Curup City. Along with this, the Kedurei Agung Traditional Ceremony has also developed from 2000 to 2018, this shows that the cultural identity of the Kedurei Agung Traditional Ceremony is getting stronger with conservation efforts from various parties, namely the government, society, and cultural activists.
Penelitian yang bertemakan sejarah ini akan coba mengangkat tema sejarah otonomi daerah yaitu pemekaran wilayah kabupaten OKU Timur di Sumatera Selatan. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah seputar peranan elit politik lokal dalam percaturan politik ketika kabupaten tersebut akan berpisah dari wilayah induknya (Kabupaten OKU). Selama masa Orde Baru elit politik lokal agak terkungkung dengan kuatnya dominasi pemerintah pusat hingga ke daerah. Mayoritas yang berkuasa didaerah merupakan mereka yang telah “direstui” oleh pemerintah pusat, sebagian besar merupakan perwira ataupun pensiunan militer. Ketika reformasi bergulir, elit politik lokal seakan mendapat panggung politik kembali didaerah asalnya. Apalagi legitimasi pemerintah lewat Revisi UU reformasi membuat mereka semakin leluasa mengubah keadaan wilayahnya. Salah satu kabupaten yang mendapat dampak dari revisi UU tersebut adalah OKU Timur. Wilayah ini berpisah dari kabupaten induknya yaitu OKU karena banyak sebab, namun salah satu yang dominan adalah peran para elit politik lokalnya.
Penelitian ini didasari oleh keinginan penulis untuk mengetahui tentang sejarah berdirinya Pasar Sekanak di Palembang yang pernah menjadi salah satu pusat perdagangan di Palembang serta melihat bagaimana keadaan Pasar Sekanak saat ini. Metode yang digunakan adalah metode historis dengan langkah-langkah dari heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi serta menggunakan beberapa pendekatan ilmu seperti geografi, ekonomi, dan sosiologi. Adapun permasalahan yang diangkat adalah bagaimana dinamika Pasar Sekanak dari tahun 2010-2016 serta melihat apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika dari Pasar Sekanak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan dan menjelaskan kondisi dari pasar sekanak saat ini serta faktor internal dan eksternal yang memperngaruhinya. Pasar Sekanak merupakan salah satu pasar tertua di Palembang yang perlu diamati. Guna melestarikan pasar ini perlu dilakukan perbaikan dan perubahan agar mampu bersaing dengan pasar lainnya untuk itu diperlukan kerjasama dukungan dari semua pihak terutama pemerintah, pengelola pasar dan pedagang selaku pemeran dalam aktivitas ekonomi di pasar. Kata Kunci: Dinamika, Pasar Sekanak, PalembangAbsractThis research is based on the desire of the author to find out about the history of the establishment of the Sekanak Market in Palembang which was once one of the trading centers in Palembang and see how the current situation of the Sekanak Market. The method used is the historical method with steps from heuristics, source criticism, interpretation and historiography and uses several scientific approaches such as geography, economics, and sociology. The problem raised is how the dynamics of the Sekanak Market from 2010-2016 and see what factors influence the dynamics of the Sekanak Market. The purpose of this study is to disclose and explain the conditions of the current market and the internal and external factors that affect it. Pasar Sekanak is one of the oldest markets in Palembang that needs to be observed. In order to preserve this market, repairs and changes need to be made in order to be able to compete with other markets, therefore cooperation from all parties is needed, especially the government, market managers and traders as actors in economic activities in the market.Key words: Dynamic, Sekanak Market, Palembang
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.