Kemampuan visualisasi memiliki peran penting dalam pengembangan pemikiran matematis yang berkaitan dengan pemecahan masalah matematika pada topik bangun ruang. Dengan adanya kemampuan visualisasi yang baik siswa dapat menginterpretasikan bentuk-bentuk bangun ruang tersebut sesuai dengan permasalahan yang diberikan. Beberapa penelitian sebelumnya (Syahputra, 2013; Kariadinata, 2010; Isnaini, 2017) yang mengatakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami objek atau gambar bangun ruang 3D. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan adanya pengaruh media pembelajaran HOLO-MATH (Hologram Mathematics) dalam meningkatkan kemampuan visual matematis siswa di SMP Negeri 8 Percut Sei Tuan. Dalam penelitian ini penulis menjelaskan secara deskriptif tentang pengaruh hasil belajar siswa. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII yang terdiri dari 27 orang siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and Development dengan model ADDIE. Pengumpulan data diperoleh dengan Data Triangulation. Hasil dari penelitian ini yaitu terlihat adanya peningkatan dari hasil belajar siswa setelah belajar dengan menggunakan media pembelajaran HOLO-MATH. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari perbandingan hasil pre-test dan post-test siswa yang mengalami peningkatan dari hasil sebelumnya dengan persentase N-Gain sebesar 32,9%. Melalui proses pengerjaan jawaban siswa, terlihat juga kemampuan visual matematis yang meningkat. Dengan demikian terjadi pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan visual matematis siswa ketika menggunakan media pembelajaran HOLO-MATH. [Penerapan Media Pembelajaran Holo-Math (Hologram Mathematics) Dalam Meningkatkan Kemampuan Visual Matematis Siswa Di SMP Negeri 8 Percut Sei Tuan
Materi integral merupakan salah satu materi pokok dalam kurikulum matematika di Sekolah Menengah Atas. Dalam penelitian ini, siswa dituntut untuk memiliki kemampuan bernalar. Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah integral, khususnya pada permasalahan luas daerah di bawah kurva. Hal tersebut tentunya membutuhkan pemahaman konsep, kemampuan penalaran dan interpretasi. Pada kenyataannya, banyak siswa merasa kesulitan untuk mengatasi permasalahan integral. Akibatnya, siswa mengalami banyak kekeliruan dalam menyelesaikan masalah terkait dengan luas daerah di bawah kurva. Pada artikel ini penulis mencoba untuk menjelaskan secara deskriptif tentang bagaimana siswa menggunakan kemampuan awal mereka pada permasalahan berbasis konteks. Penelitian ini dilakukan di kelas XI yang menduduki semester kedua yang terdiri dari 40 siswa. Pengumpulan data diperoleh melalui tes awal (Student’s Worksheet), wawancara, dan catatan lapangan. Wawancara dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi mengenai bagaimana siswa menyelesaikan permasalahan integral yang disajikan. Hasil dari kegiatan tersebut menunjukan bahwa kemampuan siswa umumnya tidak dapat membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahan integral berbasis konteks. Dalam hal ini, penulis menemukan bahwa beberapa siswa tidak dapat menyelesaikan permasalahan; sementara itu beberapa siswa lainnya menerapkan cara lain, seperti dengan menggunakan rumus dan menuangkan dengan kata-kata. [ANALISIS KEMAMPUAN BERNALAR SISWA SMA DALAM MEMAKNAI PERMASALAHAN INTEGRAL BERBASIS KOTEKS
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.