PT. Krakatau Wajatama merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang<br />pembuatan baja. Penelitian dilakukan di pabrik bar mill (baja tulangan). Permasalahan<br />yang terjadi saat ini adalah perusahaan tidak melakukan perawatan dengan optimal dan<br />menyebabkan mesin breakdown, sehingga nilai downtime menjadi tinggi. Dengan<br />dilakukannya penelitian ini maka akan memberikan solusi dalam melakukan perawatan<br />pada equiment di lini bar mill dengan menggunakan pendekatan total productive<br />maintenance (TPM) dengan pengukuran overall equipment effectiveness.Upaya untuk<br />mempersiapkan penerapan TPM dilakukan dengan menghitung nilai OEE untuk<br />mengetahui indikator yang menjadi penyebab permasalahan pada PT. Krakatau<br />Wajatama, dengan nilai OEE 21,17%. Dengan indikator performance efficiency dan<br />availability yang rendah.Menentukan mesin kritis dan komponen kritis. Langkah<br />selanjutnya adalah menghitung Index of Fit untuk mengetahui distribusi yang sesuai untuk<br />dilakukan Goodness of Fit Test, menghitung parameter Mean Time To Failure (MTTF)<br />dan Mean Time To Repair (MTTR) pada distribusi yang terpilih, menghitung interval<br />pencegahan dan interval pemeriksaan untuk mendapatkan penjadwalan perawatan dan<br />nilai availability, serta menghitung nilai reliability. Tahap selanjutnya adalah melakukan<br />analisa six big losses guna mencari akar permasalahan. Kemudian dilakukan usulan<br />perbaikan berdasarkan 8 pilar TPM, dimana yang menjadi fokus adalah Planned<br />Maintenance dengan usulan preventive maintenance, Autonomous Maintenance dengan<br />pembuatan SOP dan Trainning untuk usulan pelatihan pada operator di lantai produksi.
<p>PT. BAI produce polymer filter system components, such as the spin pack, candle filters, leaf<br />discs, gaskets and so forth. Problems that occur in the form of decreased reliability of machine<br />downtime resulting in large engine stalled, causing the production process, the company should have<br />a preventive maintenance schedule in accordance with the conditions of machines on the production<br />floor to reduce machine downtime by using modularity design method approach to reduce<br />maintenance costs. Level of maintenance reliability measured using Overall Equipment Effectiveness<br />(OEE), whereas treatment schedule used to obtain parameter Mean Time to Failure (MTTF) and<br />Mean Time to Repair (MTTR). Maintenance cost calculator is then performed with corrective<br />maintenance, preventive maintenance and preventive maintenance with design modularity. By using<br />modularity design companies can combine several components into a module to do the replacement<br />components simultaneously causing maintenance costs to be as much as 29.1% less than the company<br />doing the corrective maintenance activities.</p>
<p>APEK adalah asosiasi pengusaha skala mikro, kecil dan menengah dibidang engineering di Karawang. Untuk meningkatkan kinerja pelaku usaha APEK dibutuhkan pelatihan mengenai manajemen rantai pasok. Tujuan kegiatan PkM adalah untuk memberikan pelatihan manajemen rantai pasok bagi pelaku bisnis UMKM untuk mendapatkan rancangan rantai pasok yang efisien serta mengetahui risiko/gangguan yang terjadi sekaligus aksi pengendalian gangguan yang harus dilakukan. Kegiatan PkM meliputi tahap persiapan dengan melakukan inventarisir permasalahan terkait rantai pasok yang dihadapi oleh UMKM APEK melalui tahapan pengumpulan data awal dengan menggunakan Google Form dengan target responden adalah pelaku UMKM APEK. Berikutnya dilakukan pembuatan modul pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan. Mempertimbangkan kondisi pandemik Covid 19, pelaksanaan pelatihan kegiatan PkM dilakukan secara daring. Pelaksanaan kegiatan PkM meliputi ceramah dan diskusi yang menjadi bagian dari kegiatan Pelatihan Manajemen Rantai Pasok meliputi topik <em>Lean</em> dan <em>Risk</em> pada rantai pasok serta Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pemanfaatan Teknologi <em>Additive Manufacturing</em> dalam SCM. Hasil inventarisir permasalahan rantai pasok yang terjadi yang pernah dialami adalah keterlambatan memenuhi order pelanggan, material yang diterima dari supplier tidak sesuai pesanan, adanya keterlambatan dan waktu tunggu material di bea cukai yang menyebabkan adanya biaya overhead warehouse dan produksi tidak dapat dimulai serta supplier yang tidak komit dengan jadwal pengiriman. Berikutnya pengelolaan risiko yang dilakukan adalah dengan memulai kegiatan lebih awal untuk persiapan dan penentuan prioritas untuk kegiatan yang ber-risiko, serta antisipasi keterlambatan penerimaan bahan baku dengan pemberian <em>safety stock</em>.</p>
<p>Persaingan diantara perusahaan manufaktur penghasil spare part otomotif semakin<br />meningkat. Produktifitas dalam pemanfaatan mesin menjadi salah satu target untuk mendukung<br />terpenuhinya kebutuhan dan kepuasan konsumen. Pendekatan TPM mendorong perusahaan untuk<br />menjadikan kegiatan perawatan menjadi salah satu fokus sebagai bagian yang penting dan vital dari<br />sebuah bisnis atau operasi manufaktur. Perawatan tidak lagi dipandang sebagai aktivitas yang nonprofit.<br />Waktu untuk perawatan telah dimasukkan kedalam jadwal produksi sebagai bagian dari<br />jadwal produksi, dan bahkan dalam beberapa kasus, perawatan menjadi bagian integral dari sebuah<br />proses manufaktur. Salah satu pilar dalam tahapan TPM adalah mengembangkan program<br />Autonomous Maintenance (AM).<br />PT. Ingress Malindo Ventures atau PT. IMV merupakan perusahaan manufaktur yang<br />memproduksi komponen otomotif berupa weather strip outer/inner moulding dan door sash yang<br />dibutuhkan untuk kebutuhan lokal dalam negeri. Untuk kelancaran produksi, perusahaan sangat<br />bergantung kepada ketersediaan mesin karena apabila mesin mengalami kerusakan maka kegiatan<br />produksi akan terhenti sehingga dapat mengakibatkan penambahan waktu penyelesaian serta<br />berakibat tidak tercapainya target produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan usulan<br />rancangan autonomous maintenance untuk meningkatkan performansi perawatan mesin pada PT.<br />Ingress Malindo Ventures.<br />Berdasarkan hasil pengumpulan data perawatan mesin roll forming, dilakukan pengolahan<br />data, analisis dan perancangan sesuai dengan tahapan autonomous maintenance. Usulan<br />autonomous maintenance menghasilkan contoh board step untuk pengevaluasian setiap step serta<br />prosedur untuk mengembangkan pendidikan dan pelatihan inspeksi, SOP, check sheet dan one point<br />lesson pada mesin dan komponen yang memiliki nilai downtime diatas rata-rata. Berdasarkan<br />implementasi, diketahui bahwa nilai OEE pada mesin roll forming diproyeksikan meningkat menjadi<br />79,316%.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.