Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.Salah satu faktor yang behubungan dengan kejadian stunting dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap ibu. Tujuan Penelitan ini adalah Mengetahui Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Sebelum Dan Sesudah Menggunakan Media Booklet tentang Stunting di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021 Jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif metode analitik dengan design Eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini One Group Pretest – Postest uji yang digunakan adalaha Uji T- Dependent. Populasi dan sampel dalam penelitian adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa cikunir. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling sebanyak 50 orang ibu hamil. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan booklet. Tehnik analisis data menggunakan uji t. Hasil penelitian menunjukan nilai p value sebesar 0.002 < ɑ (0.05) artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata nilai pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan media Booklet tentang Stunting sedangkan Hasil uji statistik variabel sikap p value 0.015 > ɑ (0.05) artinya terdapat perbedaan yang signifikan rata – rata nilai sikap ibu hamil sebelum dan sesudah diberikan media Booklet . Ibu hamil diharapkan dapat meningkatkan pengetahuannya serta menanamkan sikap postif agar dapat melakukan perilaku pencegahan Stunting melalui kegiatan peningkatan pencarian informasi kesehatan melalui kegiatan seminar kesehatan, penyuluhan di posyandu serta memanfaatkan media promosi kesehatan
Background: Stunting is a condition where toddlers have a length or height that is less than their age. Various efforts have been made to overcome nutritional problems in the community through optimizing the role of posyandu. Cadres are front liners in the early detection of nutritional problems within the community, so they are required to have good knowledge and skills. Objective: The purpose of this study is to determine the effectiveness of the training and use of the Si Centing Application. Methods: This study used a pre-experimental design with a one group pretest-posttest design. The population in this study was all posyandu cadres with a total sample of 64 people. Data collection techniques were carried out by measuring the knowledge and skills of cadres before and after receiving training and using the centing application. The data analysis technique used the T-test. Results: The P-Value of the statistical knowledge test was 0.000 and the p-value for attitude was 0.000. These results indicate that H0 was rejected, so it can be concluded that there are differences in the average value of the knowledge and skills of volunteers before and after the training and use of the Centing application. Conclusion: There was a difference in the average value of knowledge and skills of cadres before and after the training and use of the Centing application in Singaparna District 2020. We suggest Puskesmas and Health to develop an agenda for capacity building activities for Posyandu cadres which are held regularly by using tools or promotional media of health according to the needs of the community.
Latar belakang program ini adalah Stunting (kerdil) merupakan kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO. Balita stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. (Kemenkes RI : 2018)Pada tahun 2018, ditetapkan 100 kabupaten di 34 provinsi sebagai lokasi prioritas penurunan stunting. Jumlah ini akan bertambah sebanyak 60 kabupaten pada tahun berikutnya. Dengan adanya kerjasama lintas sektor ini diharapkan dapat menekan angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target Sustainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 yaitu penurunan angka stunting hingga 40%.Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya didapatkan bahwa wilayah Kecamatan Singaparna merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi stunting pada bulan Februari tahun 2019 yaitu sebanyak 136 balita dengan status gizi sangat pendek dan 444 balita dengan status pendek. Dari 5 Desa Cikunir prevalensi kejadian stunting paling tinggi dengan 26 balita dengan status gizi sangat pendek dan 113 balita dengan ststus gizi pendek. Potensi kegiatan pemberdayaan di wilayah Desa Cikunir sangat besar, hal ini dikarenakan Pemerintahan Desa Cikunir sangat kooperatif dan focus pada kegiatan kesehatan salah satunya adalah issue stunting dan ODF. Dalam kegiatan Kabupaten sehat Bupati Tasikmalaya14menyampaikan lokasi khusus untuk permsalahan stunting adalah wilayah Kecamatan Singaparna. Selain itu potensi lain yang memungkinkan untuk dapat menjadi pendukung program adalah ketersediaan kader aktifyang terdistribusi di 12 posyandu.Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan jangka panjang. Dampak Jangka Pendek meliputi Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian; Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal, pada anak tidak optimal; dan peningkatan biaya kesehatan. Dampak Jangka Panjangyang timbul : Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya); Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya; Menurunnya kesehatan reproduksi; Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.Dalam penanganan stunting, Pemerintah Indonesia merumuskan 5 pilar penanganan stunting. Pada Pilar ke 4 berisi tentang Mendorong Kebijakan Akses Pangan Bergizi; Dalam rangka intervensi penanganan stunting di 2018, disasar 100 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi pun terlibat aktif dalam upaya menekan angka stunting. Ragam penanganan stunting yang berhubungan dengan intervensi spesifik dan sensitif terkait stunting terwadahi lewat Peraturan Menteri Desa tentang Pemanfaatan Dana Desa. Lewat peraturan yang dikeluarkan tersebut, Warga Desa bisa terlibat aktif menghadirkan aneka kegiatan yang berhubungan upaya penanganan stunting. Kehadiran Dana Desa telah membangun 6.041 Pondok Bersalin Desa (Polindes), penyediaan 32.711unit air bersih, 82.356 unit sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Berhasil pula membangun 13.973 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), 21.357 unit bangunan PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).Berdasarkan hal tersebut, tim pengusul telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk mewujudkan Pemodelan DEBASTING (Desa Bebas Stunting) melalui pemberdayaan perempuan dan pendekatan budaya di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.