Artikel ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, dan orang tua apabila sekolah dibuka kembali dalam masa pandemi Covid-19. Pembukaan sekolah dalam masa pandemi Covid-19 telah menimbulkan pro dan kontra mengenai dampak yang dapat ditimbulkannya. Di satu sisi, penutupan sekolah dalam jangka waktu lama telah menimbulkan dampak yang merugikan bagi siswa berupa kehilangan pencapaian belajar (learning loss), munculnya masalah kesehatan mental siswa, dan potensi hilangnya keuntungan ekonomi akibat penutupan sekolah. Di sisi lain, membuka kembali sekolah dalam masa pandemi Covid-19 juga dapat menimbulkan risiko yang tidak kalah serius, utamanya terkait dengan keselamatan dan kesehatan siswa, guru dan tenaga kependidikan, maupun keluarganya. Survei ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru, kepala sekolah, orang tua, dan dinas pendidikan telah siap dalam berbagai aspek kesiapan pembukaan sekolah yang meliputi: prosedur pembelajaran tatap muka, pendataan kesehatan warga sekolah, penyediaan sarana dan prasarana kesehatan, dan penerapan protokol kesehatan. Namun survei juga menemukan walaupun sebagian besar sarana prasarana kesehatan sudah terpenuhi, masih banyak yang kondisinya belum memadai. Selain itu pendataan kesehatan juga belum dilakukan secara berkala dan maksimal. Oleh karena itu pemerintah harus merencanakan kebijakan pembukaan kembali sekolah dengan hati-hati dengan mempertimbangkan aspek-aspek yang harus dipersiapkan sebelum pembukaan kembali sekolah.
This article investigates education in the era of Aceh Special Autonomy from the perspective of Acehnese identity politics. The nature of education in Aceh was fundamentally a legacy of conflict, and an arena of continuous identity contestation in the course of Aceh history. This study focuses on the way the implementation of special autonomy and Islamic sharia has altered and reshaped the construction of Acehnese identity. The changes in the curriculum and the structure of education observed in this research has represented the reassertion of Islamic identity in the education of Aceh. However, this reassertion has not necessarily led to an all-Islamised education system in Aceh. Rather, this development has resulted in a hybrid education system, one which promotes a greater association and convergence between Aceh’s distinct Islamic identity and the Indonesian education secular systems. This result emphasises that Acehnese identity has experienced transformation and negotiation, that is, although Islam has and continously remained the most significant element of Acehese identity, this identity is framed as part of Indonesian national identity. Therefore, identity is not fixed, but it is flexible and negotiable, as nationalism itself is a form of shared identity. AbstrakArtikel ini menginvestigasi pendidikan pada era Otonomi Khusus Aceh dalam perspektif politik identitas masyarakat Aceh. Hakikat pendidikan di Aceh merupakan warisan dari konflik dan senantiasa menjadi ajang kontestasi identitas dalam sejarah hubungan antara Aceh dan Jakarta. Tulisan ini akan melihat sejauh mana penerapan Otsus dan Syariat Islam telah membentuk atau mengubah konstruksi identitas Aceh. Perubahan-perubahan dalam kurikulum dan struktur pendidikan sebagaimana ditemukan dalam penelitian ini telah menegaskan kembali identitas Islam dalam pendidikan Aceh. Namun demikian hal ini tidak serta merta mendorong Islamisasi menyeluruh pada sistem pendidikan Aceh. Melainkan telah terbentuk sebuah sistem pendidikan ‘hibrid’ yang menghasilkan penyatuan dan konvergensi antara identitas Islam Aceh dengan sistem pendidikan sekuler Indonesia. Hasil penelitian ini meneguhkan argumen bahwa identitas Aceh telah mengalami transformasi dan negosiasi, meskipun Islam telah dan tetap menjadi elemen penting dalam identitas Aceh, namun identitas tersebut terus menerus ternegosiasikan ke dalam identitas nasional. Identitas bukan merupakan suatu yang tetap, melainkan fleksibel dan dapat dinegosiasikan, karena nasionalisme itu sendiri merupakan sebuah bentuk berbagi identitas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.