Abstrak. Sasaran sistem konseling adalah menyediakan kondisi dimana dapat menolong klien agar bisa mengembangkan kekuatan psikologis untuk mengevaluasi perilakunya sekarang dan bisa mendapatkan perilaku yang lebih efektif. Proses belajar berperilaku efektif ini difasilitasi dengan menciptakan lingkungan konseling yang hangat dan aplikasi berbagai prosedur konseling. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kualitas hubungan antar pribadi yang baik konselor dan klien. Konseling sebagai sebuah profesi yang digambarkan dengan tampilan konselornya. Konselor profesional merupakan figur yang dapat menampilkan dirinya sebagai teladan. Di antara kompetensi konselor, yang paling penting adalah kualitas pribadi konselor karena konselor sebagai pribadi harus mampu menampilkan jati dirinya secara utuh, tepat, dan berarti, serta membangun hubungan interpersonal yang baik sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan layanan. Pribadi konselor merupakan 'instrumen' yang menentukan hasil positif dalam proses konseling, sebab inti dari proses terapeutik dalam konseling yaitu hubungan yang dibangun antara konselor dan konseli. Sehingga kualitas pribadi konselor merupakan hal yang esensial bagi konselor untuk mencapai tujuan dalam proses konseling.Kata kunci: Kualitas Pribadi Konselor; Konseling; Konseli I. PENDAHULUAN Konselor merupakan pengampu pelayanan ahli bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling sebagai sebuah profesi digambarkan dengan tampilnya konselor yang dapat memberikan ketenteraman, kenyaman dan harapan baru bagi klien. Untuk menjadi seorang konselor professional haruslah menampilkan sikap hangat, empati, jujur, menghargai, dan yang paling penting dapat dipercaya (terjaga kerahsiaan konseli) [1]. Ada tiga isu sentral dalam mendiskusikan tentang kualitas pribadi konselor, yaitu : pengetahuan, keterampilan dan kepribadian. Dari ketiga hal tersebut kepribadian merupakan hal yang paling penting meskipun yang lain juga tak kalah pentingnya dan ketiganya merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan [2]. Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting dalam konseling. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pribadi konselor menjadi faktor penentu bagi pencapaian konseling yang efektif. Di antara kompetensi konselor, yang dirasa paling penting adalah kualitas pribadi konselor, karena konselor sebagai pribadi harus mampu menampilkan jati dirinya secara utuh, tepat, dan berarti, serta membangun hubungan antarpribadi yang unik dan harmonis, dinamis, persuasif, dan kreatif, sehingga menjadi motor penggerak keberhasilan layanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini 'alat' yang paling penting untuk dipakai dalam pekerjaan seorang konselor adalah dirinya sendiri sebagai pribadi (our self as a person) [3].Kepribadian tidak terbentuk semata-mata karena pengalaman, tetapi merupakan suatu integritas dari kemauan dan kemampuan dirinya untuk dapat bersikap dan bertindak sebagai konselor professional. Kepribadian konselor dapat membentuk hubungan antar pribadi yang baik dari konselor dan konseli....
Studi literatur ini disusun dengan tujuan untuk memaparkan kondisi stress akademik serta coping yang dilakukan mahasiswa mengatasi stress akademik dalam pembelajaran online dimasa pandemi covid-19. Dalam menelaah beberapa jurnal mengenai stress akademik mahasiswa, diperoleh bahwa pandemi serta perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran membuat meningkatnya stress akademik mahasiswa. Banyak permasalahan yang bermunculan akibat dari meningkatnya stress akademik. Untuk mengatasinya mahasiswa perlu melakukan strategi coping stress untuk mengurangi perasaan stress yang terjadi. Coping dimaknai sebagai sebuah usaha individu untuk dapat mengatasi stress yang menghampirinya melalui perubahan kognitif atau perilaku agar memperoleh perasaan aman pada dirinya. Coping stress ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Problem focused copping yang mengubah atau menghilangkan stressor dan mengurangi dampak stress melalui tindakan individu itu sendiri, dan 2) Emotional focused coping yaitu dengan mengubah cara individu secara emosional bereaksi terhadap penyebab stress. Dengan informasi mengenai pengelolaan stress akademik melalui coping stress mahasiswa diharapkan lebih peduli dan sadar sehingga dapat mengurangi tekanan psikologis dalam menghadapi pembelajaran online dimasa pandemi covid-19.____________________________________________________________This literature study was compiled with the aim of explaining the conditions of academic stress and the coping done by students to overcome academic stress in online learning during the covid-19 pandemic. In reviewing several journals regarding student academic stress, it was found that the pandemic and changes that occurred in the learning process had increased student academic stress. Many problems arise as a result of increased academic stress. To overcome this, students need to do stress coping strategies to reduce feelings of stress that occur. Coping is interpreted as an individual's effort to be able to overcome the stress that comes to him through cognitive or behavioral changes in order to gain a feeling of security in himself. Coping stress can be done in two ways, namely: 1) Problem focused coping that changes or eliminates stressors and reduces the impact of stress through the individual's own actions, and 2) Emotional focused coping, namely by changing the way individuals emotionally react to stressors. With information on managing academic stress through coping with stress, students are expected to be more concerned and aware so that they can reduce psychological pressure in dealing with online learning during the COVID-19 pandemic.
Individu tidak dapat terlepas dari pembaharuan teknologi dengan era yang terus bergerak. Cybercounseling justru tidak akan menjadi suatu hal menakutkan akan menggantikan peran konselor di era society.Tantangan yang hadir juga memengaruhi kinerja konselor dan apabila menghindar akan jauh tertinggal serta profesi konselor akan tidak lagi dilirik sebagai profesi yang dapat menangani masalah dengan responsif. Hingga cybercounseling hadir membantu mempermudah kinerja konselor dengan menghadirkan kelebihan yang telah dipaparkan. Di perlukan pula bentuk pengawasan yaitu supervisi cybercounseling Hal ini penting untuk menilai bagaimana melaksanakan konseling secara online (a) berkomunikasi dan mempertahankan empati, (b) memahami cerita konseli, (c) menghadapi tantangan disrupsi, dan (d) mengevaluasi efektivitas konselor. Penulis membahas beberapa hal mengenai artikel konseptual dengan menyajikan lieratur berdasarkan hal yang relevan pada era society 5.0 dengan adanya inovasi cybercounseling konselor akan senantiasa memiliki ketuntasan kompetensi profesional serta mendorong kebermanfaatan konselor agar terus bergerak dari perkembangan zaman yang terbaru sebagai konselor yang inovatif dan mengikuti kebaruan.____________________________________________________________________People are constantly evolving, and individuals cannot do without technological updates. Cybercounseling will not be a scary thing, it will replace the role of the counselor in the era of society. The challenges that are present also affect the performance of the counselors and if they avoid it, they will be far behind and the counselor profession will no longer be looked at as a profession that can handle problems responsively. Until cybercounseling comes to help facilitate the performance of counselors by presenting the advantages that have been described. A form of supervision is also needed, namely cybercounseling supervision. It is important to assess how to carry out online counseling (a) communicate and maintain empathy, (b) understand the counselee's story, (c) face the challenges of disruption, and (d) evaluate the effectiveness of the counselor. The author discusses several things about conceptual articles by presenting literature based on things that are relevant in the era of society 5.0 This article with the literature review method aims to capture the insight of counselors, with the innovation of cybercounseling counselors will always have complete professional competence and encourage the usefulness of counselors so that they continue to move from developments. the latest era as a counselor who is innovative and follows the novelty.
The purpose of this research is to determined the characteristics of learners which has learning difficulties when online learning. This study was conducted using an qualitative research method with descriptive approach. Informants data sources used in this study were three students class X Madrasah Aliyah Islamiyah Pontianak who were determine by using purposive sampling technique. The resarch method used an intrinsic case study and data collection techniques in the form of interviews, observation and documentation studies. Analysis of data collection using the interactive model of Miles and Huberman which consists of three stages, namely reduction, presentation and conclusion. The results of this research showed that the students characteristics who experience study difficulties during the online learning process include feeling unmotivated in participating in online learning, not focusing on online learning and difficulties in understanding the subject matter. Thus, it was concluded that the characteristics of learners who have difficulty online learning are marked by changes in student learning motivation who become less enthusiastic in the learning process.Keywords: Characteristics, Online Learning Difficulties, Students
Pada hakikatnya tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab dan dampak kesulitan belajar yang dialami siswa selama proses pembelajaran daring. Adapun metode penelitian yang dipilih berupa deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan sumber data penelitian merupakan tiga siswa kelas X Madrasah Aliyah Islamiyah Pontianak yang ditentukan melalui teknik purposive sampling. Metode yang dipilih berupa studi kasus intrinsik dengan teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model interaktif yang terdiri dari tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian membuktikan bahwa terdapat dua faktor penyebab kesulitan belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi kurangnya motivasi siswa, rasa bosan, dan kurangnya persiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran daring. Faktor eksternal berupa terbatasnya kuota internet yang dimiliki. Dampak dari kesulitan belajar antara lain tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan, terlambat mengumpulkan tugas bahkan tidak tugas. Dengan demikian, motivasi siswa menjadi aspek terpenting bagi keberhasilan proses pembelajaran daring. Kurangnya motivasi menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar yang berdampak negatif bagi siswa.__________________________________________________________________ In essence, the purpose of this research is to find out the causes and impacts of difficulties experience by students durng the online learning process. The research methode was was chosen is desriptive with a qualitative approach. Informan of research data sources were are three students of class X Madrasah Aliyah Islamiyah Pontianak which were determined through purposive sampling technique. The method used is an intrinsic case study, with data collection techniques including in-depth interviews, observation and documentation studies. The data analysis technique uses an interactive model consisting of stages of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that there are two factors that cause learning difficulties, namely internal factors and external factors. Internal factors include lack of student motivation, boredom, and lack of student preparation in participating in online learning. External factors in the form of limited internet quota owned. The impact of learning difficulties include not being able to achieve the expected learning objectives, being late in submitting assignments and not even completing assignments. Thus, student motivation becomes the most important aspect for the success of the online learning process. Lack of motivation causes students to experience difficulties in learning which has a negative impact on students.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.